Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi santri pondok pesantren Nurul Cholil Bangkalan tentang organisasi radikal di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode ekploratif. Teknik data menggunakan wawancara mendalam dengan lima informan. Teknis analisis data dilakukan secara interaktif dan berlangsung terus menerus sampai tuntas mulai dari pengumpulan data, reduksi data, penyajiyan data, dan penarikan kesimpulan.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yakni Santri Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan memberikan empat persepsi tentang organisiasi radikal di Indonesia , antara lain: pertama, Radikalisme merupakan sebuah paham yang menyimpang dari nilai-nilai agama; kedua, Organisasi radikal memahami agama secara dangkal, cenderung menafsirkan Al-Quran dan hadist sebatas tekstual, serta dipahami berdasarkan pemikiran sendiri atau kelompoknya; ketiga, Organisai radikal memiliki sifat tertutup, kurang bersosialisasi dengan lingkungan masyarakat, dan menganggap dirinya atau kelompoknya paling benar. Tidak jarang juga ditemukan bahwa mereka sering menghukum sesat atau bid’ah ibadah orang lain dengan berbagai dalil yang mereka pahami secara sepihak; keempat, Organisasi radikal dapat merusak keutuhan NKRI, karena pemikiran dan tindakan kelompok radikal terlalu keras dan tidak bisa bertoleransi dengan perbedaan yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Maka untuk mengurangi kelompok radikal para santri berpendapat perlunya adanya kesadaran masyarakat, masyarakat harus memahami agama dengan baik dan benar, perlunya peran tokoh agama yang bertindak sebagai penasehat, dan juga peran pemerintah secara hukum lebih dipertegas lagi dalam menangani kelompok yang terindikasi Radikalisme di Indonesia.
Kata kunci : Persepsi, Santri, organisasi Radikalisme
The purpose of this study was to find out how Nurul Cholil Bangkalan Islamic boarding school students' perceptions of radical organizations in Indonesia. This study uses a qualitative approach with an exploratory method. The data technique used in-depth interviews with five informants. Technical data analysis is carried out interactively and continues until it is complete, starting from data collection, data reduction, data serving, and drawing conclusions.
The results obtained from this study namely Santri Pondok Pesantren Nurul Cholil Bangkalan gives four perceptions about radical organizations in Indonesia, including: first, radicalism is an understanding that deviates from religious values; second, radical organizations understand religion superficially, tend to interpret the Koran and hadith to be limited to textual, and are understood based on their own or group of thought; Third, radical organizations have a closed nature, lack of socializing with the community, and consider themselves or their groups the most correct. Not infrequently it is also found that they often punish heretic or heresy of worship of others with a variety of propositions that they understand unilaterally; fourth, radical organizations can damage the integrity of the Unitary Republic of Indonesia, because the thoughts and actions of radical groups are too hard and cannot tolerate the differences in the Unitary State of the Republic of Indonesia. So to reduce the radical group of students argued the need for public awareness, the community must understand religion properly and correctly, the need for the role of religious leaders who act as advisors, and also the role of the government in law is more emphasized in handling groups indicated by radicalism in Indonesia.
Keywords: Perception, Santri, Organisation, Radicalisme