Pembangunan Pelebaran Jalan Ketapang-Sumenep ini dibangun untuk menurunkan nilai derajat kejenuhan sehingga dapat mengurangi kepadatan arus lalu lintas yang melintas di Jalan tersebut. Pelebaran pada proyek ini bertujuan untuk menurunkan kemacetan dan menaikkan volume kendaraan lalu-lintas,sehingga dapat memaksimalkan wisatawan yang akan datang ke daerah tersebut. Tujuan dari peneiltian ini adalah mencari perbedaan keadaan lalu lintas sebelum dan prediksi kedepan dengan dilakukan proyek pelebaran jalan tersebut,meninjau kelayakan ekonomi pada proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep, dan mencari nilai sensitivitas kelayakan proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan metode wawancara yang dilakukankan tanya jawab secara langsung dengan perusahaan yang menangani proyek tersebut dan metode dokumentasi yang berupa pengumpulan data dokumen-dokumen yang telah ada di tempat penelitian pelebaran jalan Ketapang-Sumenep. Teknik Analilis Data pada penelitian ini menggunakan analis manfaat, analisis biaya, analisis BCR, dan analisis Sensitivitas.
Hasil dari penelitian ini didapatkan dari berkurangnya tingkat Derajat Kejenuhan (DS) dari tahun 2033 pada kondisi existing mencapai 1,18, sedangkan pada kondisi rencana pada tahun 2033 nilai DS mencapai 0,6. Nilai penghematan biaya operasional kendaraan setelah adanya pembangunan pelebaran jalan Ketapang-Sumenep pada tahun 2019-2033 sebesar Rp.44.850.266.565,42, dan penghematan pada nilai waktu sebesar Rp.59.973.836.506,16. Biaya yang diperlukan untuk proyek pelebaran jalan Ketapang-Sumenep sebesar Rp.59.444.419.000,00. Sedangkan biaya yang diperlukan untuk biaya pemeliharaan rutin dan berkala sebesar Rp.15.072.449.041,83. Hasil dari analisis biaya BCR pada perhitungan ini didapatkan nilai 1,4. Dengan nilai BCR > 1 berarti manfaat yang timbul dari proyek tersebut lebih besar dari biaya yang dikeluarkan. Maka proyek tersebut dikatakan layak untuk dilakukan. Nilai Sensitivitas kelayakan ekonomi pada proyek pembangunan pelebaran jalan Ketapang-Sumenep ini terhadap suku bunga adalah sebesar 45%, sedangkan sensitivitas kelayakan terhadap volume lalu lintas adalah sebesar 29%.
The widening of the Ketapang-Sumenep Road was built to reduce the value of the degree of saturation so as to reduce the density of traffic flowing on the Road. The widening of this project aims to reduce congestion and increase the volume of traffic vehicles, so as to maximize the tourists who will come to the area. The purpose of this research is to look for differences in traffic conditions before and foreseeable future with the road widening project, reviewing the economic feasibility of the Ketapang-Sumenep road widening project, and looking for the sensitivity value of the feasibility of the Ketapang-Sumenep road widening project.
The method used in this research is quantitative research methods. Data collection techniques in this study used the interview method which was conducted question and answer directly with the company handling the project and the documentation method in the form of data collection of documents that already existed at the Ketapang-Sumenep road widening research site. Data Analysis Techniques in this study use benefit analysts, cost analysis, BCR analysis, and sensitivity analysis.
The results of this study were obtained from the reduction in the degree of saturation (DS) from 2033 in the existing condition reached 1.18, while in the planned condition in 2033 the DS value reached 0.6. The value of vehicle operational cost savings after the construction of the Ketapang-Sumenep road widening in 2019-2033 amounted to Rp.44,850,266,565.42, and savings in the time value of Rp.59,973,836,506,16. The fee required for the Ketapang-Sumenep road widening project is Rp.59,444,419,000.00. While the costs required for routine and periodic maintenance costs are Rp. 15,072,449,041.83. The results of the BCR cost analysis in this calculation obtained a value of 1.4. With a BCR value> 1 means the benefits arising from the project are greater than the costs incurred. Then the project is said to be feasible. The value of economic feasibility sensitivity in the Ketapang-Sumenep road widening development project to interest rates is 45%, while the sensitivity of feasibility to traffic volume is 29%.