Problematika Pelaksanaan Pembelajaran Hybrid Learning Pada Mata Pelajaran PPKn di SMA Negeri 16 Surabaya
Adanya pelaksanaan pembelajaran hybrid learning saat ini merupakan pengalaman baru yang terjadi di SMA Negeri 16 Surabaya. Dalam pelaksanaan pembelajaran hybrid learning bukanlah sebuah hal yang mudah dilaksanakan dalam sebuah pembelajaran, sehingga dalam pelaksanaannya dapat memunculkan problematika yang terjadi pada aktor pembelajar, yaitu guru dan peserta didik. Pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui problematika yang dihadapi oleh peserta didik dan guru pengampu mata pelajaran PPKn dalam pelaksanaan pembelajaran hybrid learning di SMA Negeri 16 Surabaya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kombinasi (mixed method) dengan tipe Sequential Exploratory Design. Reposnden dalam penelitian ini adalah 3 guru pengampu mata pelajaran PPKn dan 90 Peserta didik dari kelas X MIPA 2, XI MIPA 7, dan XII MIPA 4 SMA Negeri 16 Surabaya dengan teknik pengumpulan data melalui observasi, wawancara terstruktur pada 3 guru PPKn dan kuesioner yang dibagikan kepada 90 peserta didik. Hasil penelitian yang diperoleh, terdapat problematika yang dialami oleh guru dan peserta didik dalam pelaksanaan pembelajaran hybrid learning pada mata pelajaran PPKn di SMA Negeri 16 Surabaya yaitu terdapat kendala teknis, seperti (1) Kurangnya pemahaman guru dalam bidang teknologi, (2) Kualitas Ms. Teams kurang baik, dan (3) Terkendala jaringan internet. Hal ini menyebabkan kendala psikologis pada guru dan peserta didik yang mengalami kesulitan dalam fokus pembelajaran, sehingga dapat menyebabkan kurangnya interaksi antara guru dan peserta didik.
Kata Kunci: Problematika, Hybrid Learning, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan.
The current implementation of hybrid learning is a new experience that has occurred at state 16 senior high school of Surabaya. In the implementation of hybrid learning is not an easy thing to do in a lesson, so that in its implementation it can bring up problems that occur in learning actors, namely teachers and students. This study aims to determine the problems faced by students and teachers of Civics in the implementation of hybrid learning at state 16 senior high school of Surabaya. The research method used is a combination research method (mixed method) with the type of Sequential Exploratory Design. The respondents in this study were 3 teachers of Civics and 90 students from class grade ten of math and science 2, grade eleven of math and science 7, and grade twelve of math and science 4 at state 16 senior high school of Surabaya with data collection techniques through observation, structured interviews with 3 Pancasila and civic education teachers and distributed questionnaires to 90 students. The results obtained, there are problems experienced by teachers and students in the implementation of hybrid learning on Civics subjects at state 16 senior high school of Surabaya, namely there are technical obstacles, such as (1) Lack of understanding of teachers in the field of technology, (2) Quality of Ms. Teams is not good, and (3) Constrained by internet network. This causes psychological problems for teachers and students to have difficulty in focusing on learning, so that it can lead to a lack of interaction between teachers and students.
Keywords: Problematics, Hybrid Learning, Pancasila and Citizenship Education.