PRESUPOSISI DALAM TINDAK TUTUR ILOKUSI KAPERCAYAN/KONSTATIF MISUHI DI DESA PANDITAN, KECAMATAN LUMBANG, KABUPATEN PASURUAN

Presuposisi ada di setiap tindak tutur tetapi sering tidak disadari oleh panutur dan mitratutur. Seperti di dalam tindak tutur misuhi. Masyarakat sering menggunakan tindak tutur misuhi untuk mengungkapkan rasa emosinya. Oleh karena itu, sebelum menuturkan tuturan misuhi, panutur pasti mempunyai pranggapan untuk menentukan anggapan dasar mengenai apa yang akan diujarkan. Rumusan masalah penelitian ini, yaitu mengenani jenis dan pola wujud cirinya presuposisi dalam tindak tutur ilokusi kapercayan/konstatif misuhi ing desa Panditan, Kecamatan Lumbang, Kabupaten Pasuruan. Manfaat penelitian ini dibagi menjadi dua, yaitu (1) manfaat teoretis, yaitu diharapkan bisa mengembangkan ilmu bahasa Jawa, dan (2) manfaat praktisnya yaitu bisa dibuat bahan refensi dalam pembelajaran.

                Penelitian ini menggunakan teori semantik pragmatis yang digabungkan dengan teorinya Yule (2006) mengenani jenis presuposisi. Penelitian ini termasuk jenis etnografi. Data dikumpulkan dengan menggunakan metode simak, libat cakap, dan sadap. Kemudian di suguhakan dengan metode informal. Hasil dari penelitian ini menemukan 18 jenis PrTTMi, yaitu dengan menyatukan enam jenis presuposisi, yaitu (1) presuposisi eksistensial, (2) presuposisi faktif, (3) presuposisi non faktif, (4) presuposisi leksikal, (5) presuposisi struktural, dan (6) presuposisi konterfaktual dengan jenisnya misuhi yang ada tiga, yaitu (1) misuhi dengan dhasar tingkat emosional rendah, (2) misuhi dengan dhasar tingkat emosional sedang, lan (3) misuhi dengan dhasar tingkat emosional tinggi. Dan pola wujud cirinya berupa kata, frasa, dan klausa yang ada didalam tuturanya panutur.

Kata kunci    :     Presuposisi, tindak tutur ilokusi kapercayan/konstatif misuhi

THE PRESUPPOSITION IN ILLOCUTION SPEECH ACT BELIEF/CONSTANTIVE ABUSE IN PANDITAN, LUMBANG, PASURUAN

Presupposition is present in every speech act but it is often not realized by speakers and partners. As in cursing acts. Public frequently use verbal abuse to express their emotions. Therefore, before speaking cursing utterances, speakers must have the presumption to determine the basic assumptions about what will be said. The formulation of this research issue, which is about the type and pattern of presupposition in illocution speech act belief/constantive abuse in Panditan, Lumbang, Pasuruan. The benefits of this research are divided into two, is (1) theoretical benefits, which are expected to be able to develop Javanese language science, and (2) practical benefits that can be made as reference material in learning.

This study uses pragmatic semantic theory which is combined with Yule's (2006) theory regarding the type of presupposition. This research is ethnographic type. Data were collected using the method of listening, engaging, and tapping. Then it is presented with an informal method. Then it is served by informal methods. The results of this study found 18 types of PrTTMi, a by uniting six types of presuppositions, as (1) existential presupposition, (2) factual existential presupposition, (3) non-factual existential presupposition, (4), lexical existential presupposition (5) structural existential presupposition, and (6) counterfactual existential presupposition with a type of cursing that there are three, as (1) swear with a low emotional level, (2) swear with moderate emotional level, and (3) swear with high emotional level. And the characteristic patterns of form are words, phrases and clauses that are in the speaker's speech.

Keywords     :     Presupposition, illocution speech act belief/constative abuse