Terdapat permasalahan pada peserta didik ketika pembelajaran bahasa Jerman di SMA Negeri 1 Taman, antara lain keberanian untuk berbicara yang masih kurang dan ketidaktepatan pengucapan. Hal tersebut dikarenakan belum diterapkannya metode pembelajaran variatif dan interaktif yang khusus memberikan peserta didik latihan dalam keterampilan berbicara. Metode Stationenlernen menawarkan suatu proses pembelajaran yang menyenangkan dan melibatkan peserta didik secara penuh, sehingga setiap peserta didik memiliki kecenderungan untuk belajar secara aktif dan menyenangkan (Permana, 2011). Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah hasil belajar keterampilan berbicara peserta didik kelas X semester 1 SMA Negeri 1 Taman dengan metode Stationenlernen. Hasil belajar yang dimaksud didapat melalui penilaian unjuk kerja (Kunandar, 2014:263). Penilaian tersebut disesuaikan dengan aspek Ausdrucksfähigkeit, Aufgabenbewältigung, Formale Richtigkeit, Aussprache und Intonation (Reinmann, 1998:74). Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian uji coba. Sumber data dalam penelitian ini adalah peserta didik kelas X Bahasa SMA Negeri 1 Taman. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini didapat dari hasil observasi dan penilaian unjuk kerja pada tahap presentasi yang kemudian dianalisis menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Hasil belajar yang diperoleh peserta didik rata-rata mendapat skor 3 dan 4 dalam setiap aspek penilaian keterampilan berbicara. Skor 3 dikategorikan baik dan skor 4 dikategorikan sangat baik. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan metode Stationenlernen dalam proses pembelajaran terdapat perubahan yang lebih baik. Peserta didik menjadi lebih aktif, mandiri, dan terampil dalam pembelajaran keterampilan berbicara.
There were problems with learners learning German in SMA Negeri 1 Taman, the learners lack the courage to speak and the inaccuracy of the pronunciation. It is caused by the lack of use of various interactive methods to support learners' speaking practice. The Stationenlernen method provides a fun learning process and fully incorporates the learners so that each learner tends to actively learn and have fun (Permana, 2011). The formulation of the problem of this research is how the learning outcomes of the speech skills of the learners in the first-semester X-class at the SMA Negeri 1 Taman with the Stationenlernen method. Learning outcomes are obtained through performance assessment (Kunandar, 2014: 263). The assessment is adapted to expressiveness, task completion, formal correctness, pronunciation and intonation (Reinmann, 1998: 74). The assessment is obtained by using the Stationenlernen method from the learning circle with station options type (Egle, in Janáčková, 2014). This research is part of the qualitative approach and the experimental research. The data source for this research is class X learners from SMA Negeri 1 Taman. While the data used in this research were obtained from observations outcomes and performance evaluations at the presentation stage which was then analyzed using descriptive qualitative analysis techniques. The learning outcomes that students achieve on average in every aspect of the 3 and 4 point speaking skills assessment. Score 3 is rated as good and score 4 as very good. Thus it can be concluded that learning outcomes of learners after using the Stationenlernen method in speaking lessons have better chances. Learners become more active, more independent and can better their speaking skills.