Artikel Review : Pemanfaatan Katalis Abu Cangkang Pada Reaksi Transesterifikasi Minyak Jelantah Menjadi Biodiesel 

Review Article : Utilization Of Catalyst From Shell Ash In Transesterification Reaction Of Used Cooking Oil Into Biodiesel 

Artikel review ini berisi mengenai pemanfaatan katalis yang berasal dari abu cangkang pada reaksi transesterifikasi minyak jelantah menjadi biodiesel. Penyusunan artikel ini dilakukan dengan mengkaji artikel-artikel penelitian yang membahas mengenai pemanfaatan abu cangkang sebagai katalis dalam pembuatan biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan, dan dapat menggantikan solar dan sebagai pengganti fosil. Biodiesel umumnya diproduksi dengan menggunakan reaksi transesterifikasi antara minyak hewani maupun minyak nabati dengan alkohol. Reaksi transesterifikasi berlangsung lambat sehingga diperlukan katalis yang dapat mempercepat reaksi. Kalsium oksida sebagai katalis dalam reaksi transesterifikasi  dapat diperoleh dari cangkang yang telah dikalsinasi dengan suhu tertentu, sehingga menghasilkan abu cangkang yang banyak mengandung oksida logam. Kandungan CaO pada abu cangkang berkisar 81,09% sampai dengan 93,16% dengan menggunakan suhu kalsinasi pada rentang 700ºC sampai 900ºC. Minyak jelantah merupakan minyak goreng yang telah digunakan dalam proses penggorengan yang sudah rusak akibat proses hidrolisis, oksidasi dan polimerisasi. Berdasarkan hasil studi literatur dapat diketahui bahwa katalis CaO dari abu cangkang telur, cangkang siput dan cangkang kerang darah menghasilkan  persen hasil biodiesel yang tertinggi pada reaksi transesterifikasi dari minyak jelantah yaitu sebesar 99,738% yang berasal dari abu cangkang telur. Hasil tertinggi tersebut tercapai dengan kondisi reaksi rasio alkohol dan minyak sebesar 12 : 1,  jumlah katalis CaO sebesar 7% dengan suhu reaksi transesterifikasi sebesar 70^oC. 

This review article contains the use of catalysts derived from shell ash in the transesterification reaction of used cooking oil into biodiesel. The preparation of this article was carried out by reviewing research articles that discussed the use of shell ash as a catalyst in the manufacture of biodiesel. Biodiesel is a renewable fuel, environmentally friendly, and can replace diesel and as a substitute for fossil fuels. Biodiesel is generally produced using a transesterification reaction between animal and vegetable oils and alcohol. The transesterification reaction is slow so that a catalyst is needed that can speed up the reaction. Calcium oxide as a catalyst in the transesterification reaction can be obtained from shells that have been calcined at a certain temperature to produce shell ash which contains a lot of metal oxides. The CaO content in shell ash ranged from 81.09% to 93.16% by using a calcination temperature in the range of 700ºC to 900ºC. Used cooking oil is cooking oil that has been used in the frying process which has been damaged due to hydrolysis, oxidation and polymerization processes. Based on the results of the literature study, it can be seen that the CaO catalyst from eggshell ash, snail shells and blood clam shells produced the highest percentage of biodiesel yield in the transesterification reaction of used cooking oil, which was 99.738% which came from eggshell ash. The highest yield was achieved with the reaction conditions of the ratio of alcohol and oil of 12: 1, the amount of CaO catalyst was 7% with a transesterification reaction temperature of 70ºC.