Proses Berpikir Relasional Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Masalah Matematika Kontekstual Berdasarkan Perbedaan Tingkat Efikasi Diri dan Gender
The Relational Thinking Process of Junior High School Students in Solving Contextual Mathematical Problems Based on Differences in Self-Efficacy and Gender. Dissertation, The Study Program of Mathematics
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses berpikir relasional siswa SMP dalam menyelesaikan masalah matematika kontekstual. Subjek penelitian ini meliputi siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri rendah, siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri tinggi, siswa perempuan feminim dengan efikasi diri rendah, dan siswa perempuan feminim dengan efikasi diri tinggi. Subjek dipilih dari siswa berkemampuan matematika sedang.
Data penelitian diperoleh dengan cara wawancara berbasis tugas penyelesaian masalah berupa soal uraian yang bersifat kontekstual. Keabsahan data penelitian ditinjau dari aspek derajat kepercayaan, ketergantungan, dan kepastian. Analisis data dilakukan secara kualitatif merujuk pada Teknik analisis data kualitatif Miles dan Huberman (1994). Proses analisis data yang dilakukan meliputi beberapa tahapan, yaitu: katagorisasi data, reduksi data, penyajian data, interpretasi dan kesimpulan.
Hasil penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut. Dengan cara membaca teks dan gambar pada soal, siswa menemukan informasi berupa dua objek yang setiap objek memuat dua unsur materi berbeda dengan kuantitas berbeda, tanda “=”, dan sebuah bilangan. Informasi lain yang diperoleh berupa 3 kalimat yang disertai kata tanya dan tanda “?”. Selanjutnya siswa merelasikan informasi-informasi tersebut dengan apa yang diketahui dan apa yang ditanya.
Dalam menyelesaikan masalah matematika kontekstual, siswa laki-laki maskulin lebih banyak menggunakan cara berpikir relasional dari pada siswa perempuan feminim. Hal tersebut dibuktikan bahwa dari tiga pertanyaan yang diberikan, siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri rendah menyelesaikan semua pertanyaan tersebut dengan cara relasional dan siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri tinggi menyelesaikan dua pertanyaan dengan cara relasional dan satu pertanyaan dengan cara komputasional. Siswa perempuan feminim dengan efikasi diri rendah menyelesaikan satu pertanyaan menggunakan cara relasional dan dua pertanyaan dengan cara komputasional, sedangkan siswa perempuan feminim dengan efikasi diri tinggi menyelesaikan dua pertanyaan menggunakan cara relasional dan satu pertanyaan dengan cara komputasional.
Berdasarkan perbedaan tingkat efikasi diri, perbedaan mendasar proses berpikir relasional muncul pada siswa laki-laki maskulin. Siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri tinggi cenderung menggunakan keyakinannya pada pengalaman atau pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, sehingga ketika menghadapi suatu masalah, siswa cenderung mengaitkan setiap permasalahan dengan pengetahuan sebelumnya tentang prosedur rutin penyelesaian masalah. Sedangkan siswa laki-laki maskulin dengan efikasi diri rendah terlihat ragu dalam menjawab setiap pertanyaan dan tidak berupaya mengaitkan dengan pengalaman/pengetahuan yang dimiliki sebelumnya, akan tetapi tetap fokus berupaya mengaitkan setiap unsur-unsur yang termuat pada setiap objek sehingga langkah-langkah penyelesaian yang dilakukan cenderung menggunakan relasi-relasi antar objek yang dihadapi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, perlu disampaikan saran bahwa perlu dikembangkan suatu pembelajaran matematika berbasis berpikir relasional yang dapat memfasilitasi semua siswa dengan tingkat efikasi diri maupun gender yang berbeda dalam meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah matematika khususnya masalah yang bersifat kontekstual. Sebagai contoh adalah pembelajaran mandiri menggunakan modul yang memuat aspek pemahaman, pengulangan dan pengayakan atau pemberian perlakuan yang berbeda berupa penguatan bagi siswa yang memerlukan melalui jejaring sosial.
This study aims to describe the relational thinking process of Junior High School students in solving contextual mathematics problems. The subjects of this study include masculine male students with low self-efficacy, masculine male students with high self-efficacy, feminine female students with low self-efficacy, and feminine female students with high self-efficacy. The subjects were selected from those with moderate mathematics ability.
The research data was obtained utilizing problem-solving-based interviews in the form of contextual explanatory questions. The validity of the research data was viewed from the degree of trust, dependence, and certainty. The data analysis was carried out qualitatively referring to Miles and Huberman's (1994) qualitative data analysis technique. The data analysis process included several stages, namely: data categorization, data reduction, data presentation, interpretation, and conclusions.
The results of this study can be described as follows. By reading the text and pictures in the problem, students find information in the form of two objects, each of which contains two different material elements with different quantities, a "=" sign, and a number. The other information obtained was in the form of 3 sentences accompanied by question words and signs "?". Afterward, students correlated the information with what was known and asked.
In solving contextual mathematics problems, masculine male students used relational thinking more than feminine female students did. It was proven that from the three questions given, the masculine male students with low self-efficacy solved all these questions in a relational way and the masculine male students with high self-efficacy completed two questions in a relational way and one question in a computational way. Feminine female students with low self-efficacy solved one question using the relational way and two questions using the computational way, as for feminine female students with high self-efficacy solved two questions using the relational way and one question using the computational way.
Based on the differences in the level of self-efficacy, the fundamental differences in the relational thinking process appeared in masculine male students. Masculine male students with high self-efficacy tend to use their confidence in previous experiences or knowledge, so that when encountered with a problem, the students tend to associate each problem with prior knowledge about routine problem-solving procedures. Meanwhile, masculine male students with low self-efficacy seem to hesitate to answer each question and not trying to associate with previous experience or knowledge, but they were still focus on trying to relate each of the elements contained in each object so that the completion steps taken tend to use relations between objects encountered.
Based on the results of the study, it is suggested that it is necessary to develop the learning of mathematics based on relational thinking which can facilitate all students with different levels of self-efficacy and gender in improving the ability to solve mathematical problems, especially those which are contextual. For instance, there is independent learning containing several aspects such as comprehension, repetition, and reinforcement or provide different treatments in the form of reinforcement for students in need of social networking.