KEBERMANFAATAN ZAKAT PRODUKTIF UNTUK PENINGKATAN KESEJAHTERAAN MUSTAHIQ LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ SURABAYA
THE BENEFITS OF PRODUCTIVE ZAKAH FOR IMPROVING THE WELFARE OF MUSTAHIQ LEMBAGA MANAJEMEN INFAQ SURABAYA
Kemiskinan merupakan fenomena hampir di setiap negara. Salah satu penyebab kemiskinan adalah tingkat kesejahteraan yang rendah di bidang ekonomi. Zakat produktif merupakan sebuah solusi agar pemberdayaan ekonomi dapat mengatasi masalah kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisa manfaat zakat produktif terhadap peningkatan kesejahteraan mustahiq. Metode penelitian yang digunakan peneliti adalah deskriptif kualitatif dengan penelitian lapangan. Informasi dan sumber data dalam penelitian ini adalah Lembaga Manajemen Infaq Surabaya dan Mustahiq. Alat pengumpul data yang digunakan adalah triangulasi (observasi, wawancara dan dokumentasi). Teknik analisis data menggunakan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil analisis menunjukan bahwa penyaluran zakat produktif memiliki beragam manfaat untuk para mustahiq. Sedangkan kesejahteraan mustahiq tidak bisa diukur dengan keberlimpahan materi saja melainkan harus seimbang dan berorientasi dunia akhirat.
Poverty is a problem in almost every country. One cause of poverty is the low level of welfare in the economic field. Productive zakah is a solution so that economic empowerment can overcome the problem of poverty. The aim of the research is analyze the benefits of productive zakah on improving the welfare of mustahiq. The research method used in this research is qualitative descriptive with fieldbased approach. Information and data resources in this research are Lembaga Manajemen Infaq Surabaya and Mustahiq who received productive zakah. Triangulation (observation, interview and documentation) is used to collect the data. The data in the research is analysed through three step; data reduction, data presentation, and conclusion. The analysis shows that the distribution of productive zakat has various benefits for the mustahiq. While welfare must be unacceptable with material abundance, it must be balanced and oriented to the afterlife.