Kompetensi Komunikatif Antarbudaya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Antara Persepsi dan Praktik Tutor Bahasa Inggris Asing dan Indonesia

Intercultural Communicative Competence in ELT: Between Foreign and Indonesian English Tutors’ Perceptions and Practices

ABSTRAK

Muhammad Taufiqurrahman Anfas. 2024. Kompetensi Komunikatif Antarbudaya dalam Pembelajaran Bahasa Inggris: Antara Persepsi dan Praktik Tutor Bahasa Inggris Asing dan Indonesia. S2 Pendidikan Bahasa dan Sastra, Universitas Negeris Surabaya. Pembimbing (l) Prof. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., M.A., Ph.D. (2) Ahmad Munir, M.Ed., Ph.D.

Kata Kunci : Kompetensi Komunikatif Antarbudaya, Persepsi Tutor Indonesia dan Asing, Praktek Kelas ICC.

Penelitian ini menyelidiki persepsi kompetensi komunikatif antar budaya/ Intercultural Communicative Competence (1CC) pada tutor Bahasa Inggris dari Indonesia dan tutor Bahasa Inggris dari negara lain serta praktik di dalam kelas Bahasa Inggris mereka. Hal ini bertujuan untuk mendapatkan pemahaman mendalam mengenai permasalahan ini. Penelitian ini menggunakan metode campuran. Untuk mengetahui pandangan kedua tutor tersebut, peneliti menggunakan angket dan wawancara, sedangkan untuk praktiknya peneliti menggunakan observasi. Penelitian ini mengambil sampel 20 tutor yang mengajar di salah satu kursus bahasa Inggris terkenal di tiga kota berbeda. Kuesioner diuji dalam hal reliabilitas konten melalui studi percontohan yaitu uji coba skala kecil terhadap prosedur penelitian dan instrumen penelitian sebelum diterapkan pada objek penelitian sebenarnya. Skor yang dihasilkan adalah 0,71 untuk kuesioner pertama dan 0,76 untuk kuesioner kedua yang menunjukkan bahwa tingkat reliabilitas instrumen ini cukup tinggi.  Setelah mengumpulkan tanggapan tutor melalui kuesioner, peneliti menganalisis data menggunakan SPSS 20.0 dan menjelaskan masing-masing hasilnya. Selanjutnya wawancara dan observasi dilakukan kepada empat orang tutor, yaitu dua orang tutor Bahasa Inggris dari Indonesia dan dua orang tutor dari negara lain yang memperoleh nilai rata-rata kuesioner terendah dan tertinggi. Temuan penelitian ini mengungkapkan sikap positif tutor bahasa Inggris terhadap ICC di ELT, namun ada tantangan tertentu yang dihadapi dalam penerapannya. Meskipun semua tutor dilaporkan memiliki persepsi positif terhadap ICC, baik tutor asing maupun salah satu tutor Indonesia tampaknya lebih memperhatikan dimensi antar budaya tanpa mengabaikan dimensi linguistik, sedangkan tutor Indonesia lainnya terlihat lebih memperhatikan dimensi linguistik. lebih dari sekedar antar budaya. Dengan mengungkapkan lebih banyak tentang bagaimana tutor memandang dan menerapkan ICC di kelas ELT, semoga penelitian ini dapat membantu meningkatkan kesadaran tentang ELT dan menggambarkan situasi terkini tentang bagaimana ICC digunakan di kelas ELT.

ABSTRACT

Muhammad Taufiqurrahman Anfas. 2024. Intercultural Communicative Competence in ELT: Between Foreign and Indonesian English Tutors’ Perceptions and Practices. English Language and Literature Education Program. Faculty of Language and Art. Universitas Negeri Surabaya. Supervisors: (l) Prof. Pratiwi Retnaningdyah, M.Hum., M.A., Ph.D. (2) Ahmad Munir, M.Ed., Ph.D.

Key Words: Intercultural Communicative Competence, Indonesian and Foreign Tutors' perception, ICC Classroom practice.         

This study investigated Indonesian and foreign tutors' intercultural communicative competence (1CC) perceptions and their classroom practices on ELT. It was aimed to gain an in-depth understanding on this issue. It used a mixed method. To figure out the perspectives of both tutors, the researcher used questionnaires and interviews, while for the practices the researcher used observation. The study sampled 20 tutors teaching at one of well-known English courses from three different cities. The questionnaires were tested in terms of content reliability of through a pilot study. It was a small-scale trial on the research procedures and instruments of research before applied to the real research objects. The resulting score was 0.71 for the first questionnaire and 0.76 for the second questionnaire showing that the reliability level of these instruments was consistently high.  After collecting the responses from the tutors through questionnaires, the researcher analyzed the data using SPSS 20.0 and described each of the results. Later, the interviews and observations were done to four tutors, two Indonesian tutors and two foreign tutors who got the lowest and the highest mean scores of the questionnaires. The findings of the study revealed the positive attitudes of English tutors on ICC in ELT, but certain challenges confronted by their implementations have been highlighted. Although all the tutors were reported to have positive perceptions of ICC, both foreign tutors and one of the Indonesian tutors seemed to concern more on the intercultural dimension without neglecting the linguistic dimension while the other Indonesian tutor was seen to concern more on the linguistic dimension more than the intercultural one. By revealing more about how the tutors perceive and implement ICC in ELT classes, may this study help raise awareness in ELT and describe the current situation of how ICC is used in ELT classes.