Kemampuan berpikir kritis dalam memecahkan masalah adalah
salah satu tujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam Permendikbud no
21 tahun 2016. Kemampuan berpikir kritis siswa dapat dikembangkan melalui
pemberian masalah matematika kontekstual salah satunya adalah materi
perbandingan. Strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah dapat
dipengaruhi oleh gaya kognitif visualizer-verbalizer .
Selain gaya kognitif visualizer-verbalizer ,
perbedaan jenis kelamin juga diduga memengaruhi kemampuan berpikir kritis
siswa.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif
yang bertujuan untuk mendeskripsikan profil berpikir kritis siswa SMP dalam
memecahkan masalah matematika kontekstual ditinjau dari gaya kognitif visualizer-verbalizer dan jenis kelamin. Subjek penelitian ini
terdiri dari 4 siswa kelas VII SMP dengan kemampuan matematika setara, di
antaranya 1 siswa laki-laki verbalizer , 1 siswa perempuan verbalizer ,
1 siswa laki-laki visualizer , dan 1 siswa perempuan visualizer .
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara pemberian angket gaya kognitif
(AGK), tes kemampuan matematika, tes pemecahan masalah matematika, dan
wawancara. Data dianalisis berdasarkan indikator kategori berpikir kritis Jacob
dan Sam (klarifikasi, asesmen, inferensi, strategi) pada setiap langkah
pemecahan masalah Polya (memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan
rencana, memeriksa kembali).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa profil berpikir kritis
keempat subjek pada langkah memahami masalah relatif sama. Pada kategori
klarifikasi, keempat subjek menganalisis ruang lingkup permasalahan,
mengidentifikasi asumsi pokok dari permasalahan, mendefinisikan istilah-istilah
yang relevan, mengidentifikasi hubungan bagian permasalahan. Pada langkah
menyusun rencana, keempat subjek melaksanakan semua indikator kategori asesmen.
Siswa laki-laki verbalizer dan
siswa perempuan visualizer melaksanakan sebagian besar indikator
kategori strategi, siswa laki-laki verbalizer dan siswa perempuan visualizer tidak mendiskusikan
langkah yang mungkin. Sedangkan siswa perempuan verbalizer dan siswa laki-laki visualizer melaksanakan
semua indikator kategori strategi. Pada langkah melaksanakan rencana, keempat
subjek menyusun hubungan antara bagian berbeda dari permasalahan, membuat
kesimpulan sesuai hasil diskusi, memikirkan kesimpulan dengan benar. Pada
langkah memeriksa kembali, semua subjek mengevaluasi langkah penyelesaian yang
telah dilakukan.
Kata Kunci: Berpikir
Kritis, Pemecahan Masalah Matematika Kontekstual, Gaya Kognitif, Perbedaan
Jenis Kelamin, Siswa SMP.