KEANEKARAGAMAN BAMBUSOIDEAE BERDASARKAN  KARAKTER MORFOLOGI DAN EKOLOGI DI TAMAN HUTAN RAYA RADEN SOERJO MOJOKERTO

DIVERSITY OF BAMBUSOIDEAE BASED ON MORPHOLOGICAL AND ECOLOGICAL CHARACTERISTICS IN MOJOKERTO'S RADEN SOERJO BOTANICAL FOREST PARK

Hutan bambu merupakan salah satu habitat utama satwa banteng, landak, dan beberapa satwa sebagai tempat berlindung dan menyediakan pakan bagi beberapa jenis satwa seperti di wilayah hutan Tahura Raden Soerjo merupakan lahan konservasi hutan alami yang bertujuan mengoleksi tumbuhan dan satwa sehingga bermanfaat bagi kebutuhan pendidikan dan penelitian untuk budidaya tumbuhan. Keberadaan bambu sangat bermanfaat bagi masyarakat, maka informasi tentang jenis bambu yang tumbuh menjadi penting untuk menunjang pengetahuan masyarakat dan mencegah adanya pengambilan sembarangan hasil hutan bambu dikawasan Tahura. Penelitian bertujuan mengetahui keanekaragaman jenis bambu di Tahura Raden Soerjo berdasarkan analisis karakter morfologi dan ekologi dari hubungan faktor lingkungan terhadap karakteristik bambu. Penelitian sangat diperlukan untuk mengkaji hubungan faktor lingkungan terhadap keragaman dan karakteristik bambu untuk menunjang pengetahuan masyarakat akan jenis bambu di Tahura Mojokerto sebagai kawasan konservasi. Penelitian dilaksanakan dengan membuat jalur tracking dan metode jelajah, mengidentifikasi morfologi bambu, membuat peta sebaran titik koordinat ditemukannya bambu dan pengukuran parameter lingkungan habitat bambu. Hasil inventarisasi bambu di Desa Gumeng ditemukan enam jenis bambu yakni B. vulgaris, D. asper, G. apus, G. atter, S. silicatum dan S. zollingeri. Desa Ngembat memiliki tiga spesies bambu yakni D. asper, G. apus dan G. atter.  keanekaragaman didapati jumlah total 714 individu pada enam spesies dalam empat marga. Bambu di Desa Gumeng memiliki panjang ruas, lebar batang rongga, warna permukaan ruas batang bambu yang lebih besar daripada Desa Ngembat. Hasil ekologi lingkungan dapat mempengaruhi spesies pada hasil analisis menggunakan Canoco 4.5. dengan metode Cannonical Correspondence Analysis (CCA) dan Redundancy Analysis (RDA). Gradien I terdapat G. atter dari Desa Ngembat dipengaruhi oleh kelembapan tanah. Gradien II menunjukkan G. apus dari Desa Ngembat dan Gumeng dipengaruhi oleh jenis tanah, kelembapan udara, suhu udara dan ketinggian. Gradien III menunjukkan D. asper dari Desa Gumeng dan Ngembat dipengaruhi, intensitas Cahaya, pH dan kemiringan tanah. Gradien IV menunjukkan bahwa spesies dari Desa Gumeng yakni S. zollingeri, S. silicatujm, B. vulgaris dan G. atter tidak dipengaruhi oleh lingkungan.

Kata kunci: canoco; ekologi; minventarisasi; keanekaragaman bambu; morfologi; tahura 

The bamboo forest is one of the main habitats for banteng, porcupines, and several animals as a shelter and provides food for several species of animals, such as in the Tahura Raden Soerjo forest area which is a natural forest conservation area that aims to collect plants and animals so that it is useful for educational and research needs. for plant cultivation. The existence of bamboo is very beneficial for the community, so information about the type of bamboo that grows is important to support community knowledge and prevent indiscriminate taking of bamboo forest products in the Tahura area. The aim of this study was to determine the diversity of bamboo species in Raden Soerjo Tahura based on the analysis of morphological and ecological characters from the relationship between environmental factors and bamboo characteristics. Research is urgently needed to examine the relationship of environmental factors to the diversity and characteristics of bamboo to support community knowledge of bamboo species in Tahura Mojokerto as a conservation area. The research was carried out by making tracking paths and roaming methods, identifying bamboo morphology, making distribution maps of the coordinates of where bamboo was found and measuring environmental parameters of bamboo habitat. The results of a bamboo inventory in Gumeng Village found six species of bamboo namely B. vulgaris, D. asper, G. apus, G. atter, S. silicatum and S. zollingeri. Ngembat Village has three species of bamboo namely D. asper, G. apus and G. atter. diversity found a total of 714 individuals in six species in four genera. Bamboo in Gumeng Village has a longer internode, width of cavities, and surface color of the internodes of bamboo which is larger than in Ngembat Village. The results of environmental ecology can affect the species in the results of the analysis using Canoco 4.5. using Cannonical Correspondence Analysis (CCA) and Redundancy Analysis (RDA) methods. Gradient I is G. atter from Ngembat Village which is influenced by soil moisture. Gradient II shows that G. apus from Ngembat and Gumeng villages are influenced by soil type, air humidity, air temperature and altitude. Gradient III shows that D. asper from Gumeng and Ngembat villages is influenced by light intensity, pH and soil slope. Gradient IV shows that the species from Gumeng Village namely S. zollingeri, S. silicatujm, B. vulgaris and G. atter are not affected by the environment.

Keywords: canoco; ecology; inventory; bamboo diversity; morphology; tahura