ANALISIS TOKOH MINKE DALAM NASKAH DRAMA “BUNGA PENUTUP ABAD” ADAPTASI WAWAN SOFWAN
CHARACTER ANALYSIS OF MINKE FROM “BUNGA PENUTUP ABAD” ADAPTED BY WAWAN SOFWAN
Minke adalah salah satu tokoh dalam karya Pramoedya Ananta Toer yang populer di kalangan aktivis, dan sastrawan. Kepopulerannya ini tidak lain karena Minke merupakan tokoh yang berani untuk memperjuangkan hak-hak asasi manusia lewat opininya yang dituangkan dalam tulisan, walaupun pada akhirnya Minke harus menerima kekalahannya untuk diasingkan dan meninggal di tempat pengasingan. Keberanian Minke tersebut sampai membuatnya menjadi role model bagi para penggemarnya. Beberapa orang bahkan menggunakan sebutan “Minke” sebagai nama alias atau nama panggilan dalam kehidupan sehari-hari. Kisah Minke yang diabadikan dalam Tetralogi Pulau Buru milik Pramoedya Ananta Toer ini bahkan telah diadaptasi kedalam medium baru seperti halnya film dan teater. Salah satunya adalah pementasan teater Bunga Penutup Abad yang sukses digelar oleh Titi Mangsa Foundation pada tahun 2016-2018 di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki. Selama tiga tahun dipentaskan, Teater Bunga Penutup Abad ini tidak pernah sepi dari penonton-penonton yang telah mengenal Minke dari Tetralogi Pulau Buru milik Pramoedya Ananta Toer.
Peneliti tertarik untuk menganalisis tokoh Minke, serta bagaimana kedudukan Minke dalam naskah drama Bunga Penutup Abad adaptasi Wawan Sofwan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi kepustakaan atau literatur, wawancara, dokumentasi. Analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, dan penyajian data. Hasil dari penelitian ini yaitu menguraikan tokoh Minke sesuai kaidah yang ada yaitu aspek-aspek dalam penokohan seperti psikologis, sosiologis, fisiologis serta kedudukannya didalam naskah, dan mencari keunikan tokoh sehingga tokoh tersebut digemari banyak orang. Secara psikologis, perkembangan karakter tokoh Minke terbagi menjadi dua, yaitu sebelum kepergian Annelies, dan setelah kepergian Annelies. secara Sosiologis, Minke berasal dari golongan pribumi bangsawan yang menemui kesulitan dalam bersosialisasi karena pandangannya yang berbeda dengan pribumi lainnya. Secara fisiologis Minke memiliki perawakan seperti orang jawa pada umumnya, yaitu berkulit sawo matang, dan budaya berpakaian yang dianutnya yaitu budaya Jawa Surakarta. kedudukan Minke dalam naskah yaitu sebagai tokoh protagonis yang ditulis secara kompleks sehingga tokoh Minke mampu mendapatkan empati dari penonton.
Kata Kunci: Minke, Bunga Penutup Abad, Analisis, Tokoh
Minke is one of Pramoedya Ananta Toer character which is popular among activists, and literateur. His popularity is caused by His courage to fight for basic human rights through His written opinion on the newspaper, although in the end He had to accept His defeat, to be exiled and died in prison. His bravery is admired by His fans. Some people even use “Minke” as their alias name in eeryday life. The journey of Minke, written in Pramoedya Ananta toer’s Pulau Buru Tetralogy has been adapted into a new medium such as movies and theater. One of them is Bunga Penutup Abad show which is succesfully held by Titi Mangsa Foundation from 2016-2018 in Jakarta’s Theater, Ismail Marzuki Park. In the past three years, Bunga Penutup Abad has never been devoid of spectators who have known Minke from Pramoedya Ananta Toer’s Pulau Buru Tetralogy.
Researchers are interseted to analyze Minke’s character, and also how is Minke’s position as a character on Bunga Penutup Abad playscript adapted by Wawan Sofwan. Data collection is done by observation, literature study, interview, and documentation. Data Analysis used is data reduction, and data presentation.The result of tHis study is to explicate Minke’s character in accordance with the rules, namely the aspects of characterization, such as psychological, sosiological, physiological, Minke’s position as a character in the playscript, and look for the character uniqueness so that him is loved by people. Psychologically, Minke character development can be devided into two, the first one is before Annelies gone, and the second is, after Annelies gone. Sosiologically, Minke comes from a group of native nobility who is faced difficulties in socializing with people around him, because His perspective is different from any natives. Physiologically, Minke has Javanese people typical physical appereance, which is brown skinned, and wearing Surakarta’s Javanese traditional clothing as everyday outfit. Minke’s position in the playscript, is protagonist whom is complexly written so, He is able to get emphaty from the audience.
Keywords: Minke, Bunga Penutup Abad, Analysis, Character