Kekuatan otoritarian Orde Baru terhadap setiap kebijakan yang diterapkan pada masyarakat terutama pada perempuan, ternyata telah mengakibatkan terkungkungnya ruang gerak mereka yang disebabkan karena semakin terbatasnya dan peranan yang dimiliki. Hal ini mendorong terjadinya praktik diskriminasi hingga kekerasan yang tr terhadap perempuan kerap terjadi baik dari lingkup keluarga maupun masyarakat. Melalui Solidaritas Perempuan Indonesia pro Demokrasi (SPID) yang dibentuk oleh mahasiswa Indonesia khususnya di Surabaya ternyata telah membawa pengaruh besar dalam mengatasi permasalahan dalam masyarakat, terutama yang berkaitan tentang perempuan dan gender.
Penelitian ini membahas mengenai (1) Bagaimana sosialisasi yang dilakukan oleh SPID terhadap isu perempuan di Surabaya; (2) Bagaimana pengaruh sosialisasi SPID terhadap perkembangan kesetaraan gender di Surabaya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yakni proses heuristik yakni pengumpulan sumber yang didapatkan dari Perpustakaan Medayu Agung Surabaya, Perpustakaan Rumah Sejarah, Perpustakaan Stikosa, dan lain-lain. Tahap kedua yaitu kritik sumber yakni melakukan pengujian dan verifikasi sumber yang didapat. Tahap ketiga adalah interpretasi, yaitu menafsirkan data yang sudah diperoleh dan telah melewati proses verifikasi. Tahap keempat adalah historiografi, yaitu penulisan hasil penelitian sejarah secara kronologis dan analitis sesuai tema penelitian.
Adapun hasil penelitian ini menjelaskan bahwa berdasarkan latar historisnya, bahasan tentang isu-isu perempuan juga tidak luput dari salah satu perjuangan para mahasiswa untuk memberikan hak, peran dan perlindungan dari adanya kekerasan dan diskriminasi perempuan. Seperti halnya yang telah dilakukan oleh organisaisi mahasiswa sayap perempuan seperti SPID di Surabaya dalam kurun waktu 1997- 2003. Sehingga perjuangan mereka diaktualisasikan melalui sosialisasi yang dikategorikan dalam beberapa lingkup perempuan (rumah tangga, intelektual, buruh hingga Wanita Tuna Susila). Pelaksanaan sosialisasi tersebut ternyata telah berpengaruh bagi perkembangan perempuan dan perjuangan gender di Surabaya, salah satunya yakni kemunculan organisasi LSM perempuan yakni SA-KPPD. Hal ini sekaligus memberikan perubahan posisi perempuan di Indonesia seiring dengan lengsernya pemerintahan Orde Baru menuju Reformasi yang kian memberikan kesempatan bagi mereka untuk berperan dalam masyarakat. Selain itu, melalui penelitian ini, digunakan teori Collective Action oleh Sidney Tarrow. Dimana melalui teori tersebut menggambarkan penempatan perempuan pada posisi yang tidak istimewa dalam suatu kelas di masyarakat, sehingga perlu adanya suatu perubahan yang memberikan kesempatan berupa hak dan peran bagi perempuan baik dalam keluarga maupun masyarakat.
Kata Kunci : Perempuan, Gender, Gerakan Mahasiswa, SPID, Orde Baru.
The authoritarian power of the Orde Baru towards every policy applied to society, to women, has been confined, their space for movement is increasingly limited and increasingly limited. This has led to a shift in practices against women who oppose women often. Through Pro-Democracy Indonesian Women's Solidarity (SPID) compiled by Indonesian students specifically in Surabaya has proven to have brought great complexity in society, especially relating to women and gender.
This study discusses (1) How was the socialization carried out by SPID on the issue of women in Surabaya; (2) How is the development of the SPID socialization on the development of gender equality in Surabaya. This study uses a historical research method which consists of four stages, namely the heuristic process from sources obtained from the Surabaya Great Medayu Library, the Historical House Library, the Stikosa Library, and others. The second stage is the source of criticism which tests and verifies the source obtained. The third stage is interpretation, which is collecting data that has been obtained and has passed the verification process. The fourth stage is historiography, which is a discussion of the results of chronological and analytical research according to the research theme.
From the results of this study explaining about its historical background, the discussion of women's issues also did not escape from one of the students' struggle to give rights, participation and protection from women's opposition and conversion. As carried out by organizations, female wing students such as SPID in Surabaya in the period 1997-2003. Their struggle was actualized through socialization which was categorized in several discussions of women (households, relationships, sex workers). The implementation of the socialization turned out to be a challenge for the development of women and the gender struggle in Surabaya, one of which was the emergence of a women's NGO organization, the SA-KPPD. This also provided the position of women in Indonesia through government of Orde Baru towards Reform era which provided an opportunity for them to facilitate in society. In addition, through this research, the theory of Collective Action is used by Sidney Tarrow. Everywhere based on the theory of placing women in positions that are not privileged in class in society, there needs to be changes that provide opportunities between rights and roles for women in the family or community.
Keywords: Women, Gender, Student Movement, SPID, Orde Baru