METODE PENYUTRADARAAN LUDRUK AREK WIDYA BUDAYA SDN GEDONGAN 2 KOTA MOJOKERTO DALAM LAKON LEGENDA WATU BLOROK

THE METHOD OF DIRECT LUDRUK AREK WIDYA BUDAYA IN ELEMENTARY SCHOOL 2 GEDONGAN  MOJOKERTO CITY IN THE PLAY LEGENDA WATU BLOROK

ABSTRAK

                Ludruk merupakan kesenian tradisional yang perkembangannya begitu pesat di Jawa Timur. Mojokerto merupakan salah satu Kota yang menjaga kelestarian Ludruk. Ludruk Arek Widya Budaya merupakan salah satu contoh bahwa Ludruk perlu di kenalkan kepada anak-anak sejak usia dini. Melalui Visi Misi sekolah untuk melestarikan dan menanamkan rasa mencintai budaya tradisional SDN Gedongan 2 Kota Mojokerto mendirikan sebuah kelompok Ludruk dengan nama Ludruk Arek Widya Budaya. Ludruk Arek ini mendapat perhatian yang lebih dari pemerintah sehingga bisa dipercaya untuk mewakili Kota Mojokerto dalam ajang Duta Seni di Taman Mini Indonesia Indah. Perhatian ini diberikan oleh pemerintah karena SDN Gedongan 2 Kota Mojokerto adalah satu-satunya Sekolah Dasar di Mojokerto yang memilih Ludruk sebagai ekstrakurikuler teater yang diajarkan disekolah. Ludruk Arek widya Budaya memiliki Pelatih sekaligus Sutradara yang sangat berkompeten di bidangnya. Kukun Triyoga seorang seniman Ludruk aktif yang tegabung dalam kelompok kesenian Ludruk Karya Budaya. Kukun Triyoga dengan sabarmendapingi anak-anak sejak tahun 2011 awal berdirinya Ludruk Arek Widya Budaya.

                Penelitian ini membahasa tentang : 1. Bagaimana Metode Penyutradaraan Ludruk Arek Widya Budaya dalam lakon Legenda Watu Blorok. 2. Bagaimana pendekatan yang dilakukan sutradara terhadap anak usia sekolah dasar dalam penggarapan lakon Legenda Watu Blorok pada Ludruk Arek Widya Budaya. Penelitian ini menggunakan pendekatan metode diskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan setiap data yang diperoleh dari wawancara,observasi dan dokumentasi. Penulis juga melakukan validasi data dengan pendekatan metode triangulasi sumber dan triangulasi metode untuk menguji kebenaran penelitian.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini yaitu metode yang dilakukan Kukun Triyoga dalam menyutradarai Lakon Legenda Watu Blorok yakni dengan pendekatan teori Suyatna Anirun. Kukun Triyoga melakukan 2 tahapan penyutradaraan yaitu perancangan produksi dan penyiadatan medan. Dalam tahap perancangan produksi ada 3 tahap yang dilakukan : 1. Pra produksi 2. Produksi 3. Pasca produksi. Penyiasatan medan disikapi oleh Kukun Triyoga untuk menyatu atau membaur dengar para aktor yang merupakan anak usia sekolah dasar. Kukun Triyoga lebih mengutamakan  kenyamanan anak-anak dalam berproes. Kukun Triyoga sangat menjaga energi anak-anak dalam proses latian. Metode hafalan naskah menjadi target utama dalam proses penggrapan lakon Legenda Watu Blorok Pertunjukan Legenda Watu Blorok memberikan pesan yang sangat mengedukasi bagi anak-anak serta orang tua. Pesan yang tersampaikan yaitu bahwa sesama saudara harus saling menjaga dan menyayangi dan juga sebagai orang tua tidak boleh berucap yang tidak sopan kepada anak ketika dalam keadaan marah khususnya karena ucapan orang tua adalah Do’a.

Kata Kunci : Penyutradaraan, Ludruk Arek

ABSTRACT

           Ludruk is a traditional art that has developed so rapidly in East Java. Mojokerto is one of the cities that preserves Ludruk. Ludruk Arek Widya Budaya is one example that Ludruk needs to introduced to children from an early age. Through the school's Vision and Mission to preserve and instil a sense of love for traditional culture, SDN Gedongan 2 Kota Mojokerto has established a Ludruk group called Ludruk Arek Widya Budaya. Ludruk Arek received more attention from the government so that it could be trusted to represent Mojokerto City in the Art Ambassador event at Taman Mini Indonesia Indah. The government gives this attention because SDN Gedongan 2 Mojokerto City is the only elementary school in Mojokerto that chooses Ludruk as an extracurricular theatre taught at school. Ludruk Arek Widya Budaya has a trainer and director who is very competent in his field. Kukun Triyoga is an active Ludruk artist who is part of the Ludruk Karya Budaya art group. Kukun Triyoga has been accompanying the children since 2011 when Ludruk Arek Widya Budaya was founded.

           This research discusses: 1. How the method of directing Ludruk Arek Widya Budaya in the play Legend of Watu Blorok. 2. What is the approach taken by the director for elementary school-age children in the development of the play Legenda Watu Blorok in Ludruk Arek Widya Budaya. This study uses a qualitative descriptive method approach to describe any data obtained from interviews, observation and documentation. The author also validated the data with the source triangulation method approach and the method triangulation to test the validity of the research.

           The results obtained from this study are the method used by Kukun Triyoga in directing the Play Legend of Watu Blorok with the theoretical approach of Suyatna Anirun. Kukun Triyoga carried out two directing stages, namely production design and terrain adaptation. In the production design stage, there are three stages: 1. Pre-production 2. Production 3. Post-production. Kukun Triyoga responded to the terrain to unite or mingle with the actors who are elementary school-aged children. Kukun Triyoga prioritizes children's comfort in running. Kukun Triyoga really looks after the children's energy in the training process. The script memorization method is the main target in the process of developing the play Legenda Watu Blorok. The Watu Blorok Legend performance provides a very educational message for children and parents. The message conveyed is that fellow siblings must care for and love each other and also as parents, they should not be rude to children when they are angry, mainly because what the parents say is pray.

Keywords: Directing, Ludruk Arek