IMPLEMENTASI BUDAYA JAWA SAJRONING PENDHIDHIKAN PRAMUKA KECAMATAN KERTOSONO, KABUPATEN NGANJUK.
IMPLEMENTATION OF JAVACULTURE IN SCOUTING EDUCATION IN KERTOSONO DISTRICT, NGANJUK REGENCY
ABSTRAK
Kebudayaan Jawa yaitu wujud kompleks dari tata laku manusia,
bahasa, perkumpulan sosial, sistem ilmu pengetahuan, peralatan, teknologi,
pekerjaan, kepercayaan, agama di dalam masyarakat. Selaras dengan tujuan
filsafat Jhon Dewey mengenai progesivisme, Pramuka Kertosono menjadi
gerakan yang mendukung pelestarian pelestarian filosofis
dalam ranah pendidikan. Penelitian ini membahas dan menjabarkan
implementasi budaya Jawa dalam pendidikan Pramuka Kecamatan
Kertosono, Kabupaten Nganjuk, berdasarkan Filsafat Jhon Dewey.
Tujuannya, untuk mengetahui budaya Jawa dalam pendidikan Pramuka
Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk dan mengetahui tata cara
tidak budaya Jawa yang diimplementasikan dalam pendidikan Pramuka
Pramuka Kecamatan Kertosono, Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini termasuk
jenis penelitian deskriptif kualitatif. Pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan fenomenologi. Implementasi Kebudayaan Jawa dalam pendidikan
Pramuka yang berupa semboyan, yaitu Tata, Titi, Tatas, Titis, dan Sabda
Pandhita Ratu. Implementasi Kebudayaan Jawa dalam pendidikan Pramuka
yang berupa tradisi, yaitu siraman, tumpengan dan makan bersama, jurit
malam, nembang dolanan, serta menari tradisional. Yang terakhir,
implementasi kebudayaan Jawa dalam pendidikan Pramuka berupa peralatan,
yaitu pusaka dan kentongan.
Kata kunci: Budaya, tradisi, filosofi, implementasi.
ABSTRACT
Javanese culture is a complex social system that includes human
behavior, language, social associations, knowledge systems, equipment,
technology, work, belief, and religion. In line with John Dewey's
philosophical goals regarding progressivism, the Kertosono Scouts became
an intellectual movement that supported the preservation of philosophical
reflection in the realm of education. This research discussed and described
the implementation of Javanese culture in Scout education of Kertosono
District, Nganjuk Regency, based on the philosophy of Jhon Dewey. Aimed to
know Javanese culture in Scout education of Kertosono District, Nganjuk
Regency, and to know the procedures of conversed Javanese culture
implemented in Scout education in Kertosono District, Nganjuk Regency.
This research belongs to the type of qualitative descriptive research. The
approach used is phenomenological. The implementation of Javanese culture
in Scout education in the form of a motto, was Tata, Titi, Tatas, Titis, and
Sabda Pandhita Ratu. The implementation of Javanese culture in Scout
education in the form of traditions, namely siraman, tumpengan and eating
together, jurit night, nembang dolanan, and traditional dancing. The last,
implementation of Javanese culture in Scout education in
form of equipment, namely heirlooms and kentongan.
Keywords: Culture, tradition, philosophy, implementation.