Kejahatan dari waktu ke waktu semakin berkembang dengan mengikuti perkembangan teknologi. Salah satu bentuk kejahatan tersebut yaitu kejahatan kesusilaan dan salah satu bentuk kejahatan kesusilaan yaitu prostitusi. Salah satu pelaku kejahatan kesusilaan dalam bentuk prostitusi adalah muncikari dimana dalam hal ini memiliki peran sebagai penjual atau perantara dari Pekerja Seks Komersial atau PSK kepada pembeli. Berkaitan dengan perdagangan orang tersebut, di Surabaya sejak tahun 2014 lalu gang dolly sebagai tempat prostitusi terbesar di Asia resmi ditutup oleh Wali Kota Surabaya. Namun demikian pada saat peneliti melakukan observasi awal tanggal 14 Februari 2019 mendapati masih terjadi prostitusi di Gang Dolly padahal telah 5 tahun gang dolly resmi ditutup. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor penyebab kejahatan kesusilaan yang dilakukan oleh muncikari di Kota Surabaya Khususnya gang dolly dan untuk mendeskripsikan bagaimana upaya aparat penegak hukum khususnya kepolisian dalam upaya pengawasan muncikari yang berada di Kota Surabaya. Penelitian ini menggunakana metode penelitian yuridis sosiologis dimana teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara dan dokumentasi dan yang akan dianalisis secara kualitatif. Faktor-faktor yang masih menjadi penyebab adanya muncikari melakukan kejahatan kesusilaan di gang dolly adalah atas dasar jumlah permintaan yang banyak, gang dolly masih mempunyai nama yang melekat, faktor ekonomi yang tidak bisa mencukupi kebutuhan sehari-hari, pendidikan yang rendah mengakibatkan susahnya mencari pekerjaan, pendapatan sebulan yang besar dan merupakan pekerjaan mudah karena ditunjang dengan kemajuan teknologi. Proses penyelesaian muncikari yang dilakukan kepolisian yaitu dari upaya preventif untuk membangun moralistik dengan memberikan sosialisasi pekerjaan kemudian upaya preventif abilisionistik untuk memberantas sebab timbulnya yaitu faktor ekonomi, pendidikan dan tempat yang strategis dengan cara sosialisasi dan patroli, meskipun patroli gagal akibat muncikari memiliki preman untuk memberitahu keadaan ketika kepolisian melakukan patroli. Proses penyelesaian represif dilakukan dengan cara penyelidikan, penyidikan dan diproses oleh penuntut umum dianggap gagal karena kurangnya peran masyarakat untuk membantu kepolisian yang mengakibatkan setahun terakhir tidak ada muncikari yang diproses.
Kata Kunci : Muncikari, Prostitusi Gang Dolly, Penyelesaian Muncikari.
Crimes from time to time increasingly develop by following technological developments. One form of the crime is morality and one of the forms of morality is prostitution. One who disputes the misunderstanding in the form of prostitution is pimps which in this case have a role as sellers or participants of Commercial Sex Workers or CSWs for buyers. In connection with the trafficking of people in Surabaya since 2014, the Dolly Gang as the largest prostitution place in Asia was officially closed by the Mayor of Surabaya. However, at the time of the study conducted initial observations on February 14, 2019 found that prostitution still occurred in the Dolly Alley even though the Dolly Alley had been officially closed for 5 years. The purpose of this research is to study the factors that cause decency crime committed by pimps in the city of Surabaya. Especially the Dolly gang and to describe the workings of law enforcement officers. This research uses a sociological juridical research method where data collection techniques used are interviews and documentation that will be analyzed qualitatively. Factors that still cause the existence of pimps to commit a crime of decency in the dolly gang are based on the large number of requests, the dolly gang still has a binding name, economic factors that cannot meet daily needs, education that is difficult to find work looking for work, income big and easy job because it is supported by technological advances. The police pimple settlement process is from preventive efforts to build moralism by providing work socialization and then starting to prevent abilitionistic to eradicate because of the emergence of economic, educational and strategic places by means of socialization and patrol, while patrols are asked to pimp the police compilation to patrol the police. Representation is carried out by way of investigation, investigation and carried out by public prosecutors who are accounted for because it involves the public who support the police who process no pimps are processed.
Keywords: Pumps, Prostitution in Gang Dolly, Completion of Pimp.