Speaking accuracy and fluency using digital platforms for undergraduate students
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana dosen mempromosikan akurasi dan kefasihan berbicara menggunakan platform digital untuk mahasiswa dan menunjukkan keterjangkauan dan kendala yang ditemukan dosen sambil mempromosikan akurasi dan kefasihan berbicara. Selanjutnya, penjelasan tentang akurasi dan kefasihan berbicara didasarkan pada “Analyzing Learner Language” by Ellis and Barkhuizen sedangkan penjelasan keterjangkauan dan kendala didasarkan pada “Affordance: A New Perspective on Functionalism and Teaching English Language Grammar” by Shahmirzadi.
Studi ini adalah studi kualitatif, menyelidiki seorang dosen bahasa Inggris tentang caranya mengajar bahasa Inggris menggunakan Platform Digital, terutama dalam hal akurasi dan kelancaran berbicara. Investigasi dilakukan dengan mengamati kelas online dan mewawancarai dosen untuk memperkuat observasi. Data utama adalah ucapan dosen yang direkam selama pembelajaran online melalui English Discoveries dan Google Meet sebagai platform digital. Data verbal berupa instruksi dosen, tanggapan dosen, koreksi dosen, percakapan dosen-mahasiswa, tanggapan mahasiswa selama proses pembelajaran online.
Temuan penelitian ini adalah cara berbeda yang digunakan oleh guru untuk meningkatkan akurasi dan kelancaran berbicara; Selain itu, keterjangkauan dan kendala ditemukan selama kelas online. Secara khusus, komentar dinyatakan dalam bentuk jawaban atas pertanyaan siswa; beberapa pertanyaan yang menarik untuk memancing siswa berbicara; saran untuk siswa; koreksi kesalahan siswa dalam pengucapan dan tata bahasa; dan komentar kepada penyaji sebagai kewajiban siswa di bagian akhir presentasi. Selain itu, dosen juga menemukan beberapa keterjangkauan dan kendala saat mengajar berbicara menggunakan platform digital. Afordances adalah interaksi siswa-guru melalui kamera dan mikrofon yang diaktifkan; berbagi layar dan jamboard; kotak obrolan sebagian besar digunakan ketika mikrofon siswa atau guru tidak berfungsi; dan latihan berbicara siswa dengan umpan balik otomatis di platform. Selanjutnya kendala yang ditemukan adalah koneksi internet yang buruk dan kurangnya sinyal; keterbatasan pengetahuan guru dan siswa tentang teknologi yang digunakan; dan gadget yang digunakan oleh siswa.
Kesimpulannya, cara dosen meningkatkan akurasi dan kefasihan berbicara adalah dengan memberikan komentar dan motivasi, dengan memberikan umpan balik korektif, dan penilaian diri atau rekan. Selain itu, kamera dan mikrofon untuk komunikasi, layar berbagi dan jamboard, kotak obrolan, dan umpan balik otomatis adalah fasilitas yang ditemukan; kemudian koneksi internet yang buruk, keterbatasan pengetahuan guru dan siswa tentang teknologi yang digunakan dan gadget yang digunakan oleh siswa menjadi kendala yang ditemukan selama kelas online.
This study aims to reveal how the lecturer promotes speaking accuracy and fluency using digital platforms for university students and show the affordances and constraints that the lecturer finds while promoting speaking accuracy and fluency. Furthermore, the explanation of speaking accuracy and fluency was based on “Analyzing Learner Language” by Ellis and Barkhuizen while the explanation of affordance and constraint was based on “Affordance: A New Perspective on Functionalism and Teaching English Language Grammar” by Shahmirzadi.
This study is a qualitative study, it investigates an English lecturer regarding his/her way of teaching English using Digital Platforms, especially in terms of speaking accuracy and fluency. The investigation was done by observing the online classroom and interviewing the lecturer to strengthen observation. The main data was the lecturer’s utterances that were recorded during the online learning through English Discoveries and Google Meet as Digital Platforms. The verbal data were the lecturer’s instruction, lecturer’s feedback, lecturer’s correction, lecturer-students’ conversation, and student’s responses during the online learning process.
The findings of the study are different ways were used by the lecturer to promote speaking accuracy and fluency; moreover, affordances and constraints were found during the online class. Specifically, comments were stated in form of answers to the students’ questions; some engaging questions to elicit students to speak; suggestions for students; correction to students’ errors in pronunciation and grammar; and comments to presenters as students' obligation in the final section of the presentation. Furthermore, the lecturer also finds some affordances and constraints while he/she taught speaking using digital platforms. The affordances were students-lecturer interaction through activated camera and microphone; sharing-screen and jamboard; chat box was mostly used when the students or the lecturer microphone did not work; and students' speaking practice with automated feedback in the platform. Furthermore, the constraints found were bad internet connection and lack of signal; lecturer’s and students’ limited knowledge about technology used, and gadgets used by the students.
In conclusion, the ways lecturers promote speaking accuracy and fluency are by giving comments and motivation, giving corrective feedback, and self or peer assessments. In addition, camera and microphone for communication, sharing-screen and jamboard, chat box, and automated feedback were the affordances found; then bad internet connection, lecturer’s and students’ limited knowledge about technology used and gadgets used by the students were the constraints found during the online class.