ABSTRAK
MITOLOGI KAIN PARANG DI DESA NGLUYU SEBAGAI GAGASAN BERKARYA TARI “KESRIMPET PARANG”
Nama Mahasiswa : Nita Sukmawati
NIM : 14020134092
Prodi/Jurusan : Seni Drama Tari dan Musik
Fakultas : Fakultas Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Djoko Tutuko, M.Sn
Tahun : 2019
Kata kunci : mitologi, parang, Pangeran Suromangundjoyo
Desa Ngluyu Kecamatan Ngluyu Kabupaten Nganjuk merupakan desa yang masih mempertahankan kepercayaan terhadap mitos kain parang yang berkembang sacara turun menurun. Kain parang merupakan benda kesayangan Pangeran Suromangundjoyo, sehingga sampai saat ini masyarakat dilarang untuk membawa atau memakai kain parang di wilayah tersebut. Dari sini penata tari tertarik untuk mengangkat fenomena tersebut menjadi sebuah karya tari dengan judul Kesrimpet Parang, karya tari ini menceritakan asal mula mitos kain parang di daerah tersebut. Karya tari ini disajikan dengan fokus isi mala petaka dan fokus bentuk dramatari, penata tari memilih fokus bentuk dramatari karena penata ingin memunculkan tokoh-tokoh pada fenoma tersebut.
Dalam karya tari ini penata tari melakukan pengkajian terlebih dahulu terhadap karya-karya tari sebelumnya yang memiliki tema hampir sama dengan karya ini yaitu tari Ampak-ampak Parang Rusak dan tari Kawung. Pengkajian teoritis yang pada karya tari ini adalah mitologi, malapetaka, dramatari, dan koreografi.
Kajian pustaka yang digunakan dalam penyusunan karya tari ini menggunakan metode konstruksi yaitu metode yang ada pada Jaquelin Smith. Gaya dalam penggarapan karya tari ini, penata tari lebih menggunakan pada gaya tari tradisi yang dikembangkan. Dalam metode konstruksi yang diterapkan dalam proses penciptaan karya tari ini telah melalui beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, improvisasi, komposisi, analisi dan evaluasi serta finishing.
Alur pada karya tari ini dibagi menjadi 6 bagian yaitu introduksi, adegan 1, adegan 2, adegan 3, adegan 4, dan yang terakhir adalah ending. Karya tari ini menggunakan tata rias dan busana yang disesuaikan dengan penokohan masing-masing penari, dan menggunakan properti topeng daun untuk menyimbolkan pepohonan serta properti kain parang yang disesuai dengan tema yang diangkat dalam karya tari ini. Karya tari ini menggunakan musik digital editing yang tergolong dalam musik pentatonis. Menggunakan panggung procenium dan tata cahaya yang disesuai dengan suasana.
Karya tari merupakan sebuah garapan tari baru, yang mempunyai isi tentang cerita mitologi masyarakat Desa Ngluyu atas pantangan membawa kain parang yang apabila dilanggar maka akan terjadi mala petaka. Dalam proses penciptaan karya tari ini mengingatkan kita agar menaati norma yang berlaku pada suatu lingkungan dan penting bagi penata tari untuk benar-benar memikirkan konsep garapan serta perlu adanya dukungan dan konsistensi antara personal yang terlibat dalam proses kretatif.
ABSTRACT
THE MYTHOLOGY OF PARANG FABRIC IN NGLUYU VILLAGE AS THE IDEA OF “KESRIMPET PARANG” DANCE CREATION
Name : Nita Sukmawati
Reg. Number : 14020134092
Study Program : Art of dance-drama and music
Faculty : Languages and Arts
Institution : State University of Surabaya
Advisor : Drs. Djoko Tutuko, M.Sn
Year : 2019
Keywords: mythology, parang, Prince Suromangundjoyo
Ngluyu village is located in Ngluyu district, Nganjuk region. It is one of the villages which still preserve the belief about Parang fabric myth which passed through generations. Parang fabric is a favourite stuff of Prince Suromangundjoyo thus the people on that area are prohibited to carry and wear the fabric until today. Therefore, the dance choreographer interested in taking the phenomenon as a dance creation entittled Kesrimpet Parang. This dance creation is telling about the origin of Parang fabric myth in related area. The focus of this dance creation is the misfortune in form of a dance-drama. The dance-drama focus is chosen because the choreographer wants to make the characters of the myth appear.
In this dance creation, the dance choreographer examined the previous dance creations which have similar theme; those are Ampak-ampak Parang Rusak dance and Kawung dance. The literature review in this dance creation is mythology, misfortune, dance-drama, and choreography.
The literature review used construction method in Jaquelin Smith. The style preference in this dance creation focused more on the dance tradition development. Moreover, the constructions of this dance creation were through three steps, those are improvisation, komposition, analysiz, evaluation and finalization.
The plot was divided into 6 parts, those were introduction, scene 1, scene 2, scene 3, scene 4, and the last is the ending. The make up and dresses which were used were being suited with the characters of each dancer. Leaves masks were also used as property to symbolized trees and parang fabric which also represented the dance creation. The digital music was used as part of the pentatonic music. The stage is proscenium stage and the lighting was being suited by the situation.
This dance is a new dance creation which has the story about the myth among people in Ngluyu village or the prohibition in carrying Parang fabric which could lead into misfortune. The processes of creation remained us to always obey the norm in the society. Moreover, it is also important for the dance creator to seriously think about the concept of the dance and receive more support and consistency between people during the creation processes.