ABSTRAK
Waduk Tanjungan merupakan kawasan yang terletak di kabupaten Mojokerto. Pembangunan awal waduk ini dijadikan sebagai sarana pengairan lahan pertanian. Namun, selama perkembangan zaman kawasan ini sempat ramai pengunjung karena dijadikan tempat pemancingan dan tempat berbagai acara dari kabupaten Mojokerto. Daerah ini juga sempat mengalami ketertinggalan akibat kurangnya pengelolaan. Revitalisasi dilakukan untuk menghidupkan kembali Waduk Tanjungan sebagai destinasi wisata. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan sosial masyarakat setelah keberadaan wisata Waduk Tanjungan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan etnometodologi. Lokasi bertempat di Desa Tanjungan, Kecamatan Kemlagi, Kabupaten Mojokerto. Subjek penelitian yaitu masyarakat desa Tanjungan yang rutinitas bekerja dan bertugas diarea wisata.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa upaya revitalisasi dilakukan melalui pembekalan yang diberikan perguruan tinggi serta dukungan dari pemerintah menggunakan dana desa. Proses revitalisasi ikut serta melibatkan masyarakat dalam pembangunan baik dalam perencanaan hingga realisasi program. Perubahan struktur sosial yang terjadi semenjak keberadaan wisata yaitu munculnya peranan baru, perubahan pola interaksi dan kegiatan masyarakat. Perubahan dalam struktur ekonomi seperti menculnya peluang kerja, peningkatan pendapatan, perubahan mata pencaharian dan adanya pajak. Perubahan struktur budaya yang berkaitan pada aspek nilai yaitu tradisi,bahasa,agama dan teknologi. Perubahan yang terjadi memiliki dampak positif semenjak adanya wisata yaitu dari ekonomi masyarakat yang mulai mengalami peningkatan pendapatan. Namun, dampak negatif juga terjadi dari keseharian masyarakat yang berkaitan dengan perubahan nilai budaya seperti nilai tradisi yang dikembangkan sebagai bentuk pemasaran wisata.
Kata Kunci : Perubahan Sosial, Revitalisasi, Pariwisata
ABSTRACT
The Tanjungan Reservoir is an area located in Mojokerto district. The initial construction of the reservoir was made as a means of irrigating agricultural land. However, during the times the region was crowded due to it was used as a fishing spot and a place for various events from Mojokerto district. This area is also experiencing delays in procurement due to lack of management. Revitalization is carried out to revive the Tanjungan Reservoir as a tourist destination. This research is intended to determine the changes in society after visiting the Tanjungan Reservoir. This research used a qualitative method called ethnomethodology. The location is located in Tanjungan Village, Kemlagi District, Mojokerto Regency. The subjects of this research are the Tanjungan village community who routinely work and are assisted by tourism areas.
The results of this study indicated that revitalization efforts are carried out through debriefing provided by universities and support from the government using village funds. The revitalization process involves the community in development both in planning and program realization. The changes in social structure that have occurred since the existence of tourism, namely the emergence of new roles, changes in patterns of interaction and community activities. Changes in the economic structure such as job opportunities, increased income, changes in livelihoods and the presence of taxes. The changes in cultural structures related to aspects of values, namely tradition, language, religion and technology. The changes that occur have a positive impact since the existence of tourism, which is from the community's economy which began to experience an increase in income. However, negative impacts also occur from people's daily lives related to the changes in cultural values such as the value of tradition developed as a form of tourism marketing.
Key word : Social change, Revitalization, Tourism