Penalaran Pemelajar BIPA dalam Berbahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ketiga.
BIPA Students’ Reasoning Patterns in Indonesian as a Third Language
ABSTRAK
Ardiansyah, Roely. 2021. Penalaran Pemelajar BIPA dalam Berbahasa Indonesia Sebagai Bahasa Ketiga. Disertasi. Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra, Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. Pembimbing (II) Dr. Suhartono, M.Pd.
Kata-kata kunci: Pola Penalaran, Wujud Penalaran, Bahasa Ketiga
Penelitian ini mengkaji kalimat-kalimat dalam karangan pemelajar BIPA yang mencerminkan penalaran. Penalaran yang tampak dalam tulisan tersebut, menunjukkan karakterisitik pemelajar BIPA, karena saat itu pemelajar sedang belajar bahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian ini bertujuan mengaji penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga. Fokus penelitian ini adalah 1) pola penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga; 2) wujud penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga; 3) hubungan pola dengan wujud penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga; dan 4) kaitan B-1 dengan B-2 yang dikuasai dalam penerapan penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena data yang muncul berupa kalimat pola penalaran dan wujud penalaran. Sumber data penelitian ini berupa tulisan berbahasa Indonesia B-3 dari berbagai genre yang dihasilkan oleh tiga subjek penelitian (pemelajar BIPA). Data tersebut digunakan untuk menjawab permasalahan seperti yang telah disebutkan dalam fokus penelitian. Teknik pengumpulan data penelitian ini adalah teknik dokumentasi yang bertujuan untuk mengambil data tulis dari penyelenggara BIPA (Bahasa Indonesia Bagi Penutur Asing) di Universitas Negeri Malang.
Hasil penelitian pertama, pola penalaran yang meliputi penyusunan simpulan, pola penalaran sederhana, dan pola penalaran rumit. Kedua wujud penalaran meliputi pemahaman sederhana, afirmasi, negasi, asosiatif, dan disosiatif. Ketiga, hubungan pola dengan wujud penalaran meliputi pola penalaran penyusunan simpulan terkhusus induktif berhubungan dengan wujud penalaran negasi, afirmasi, quasi logis, dan kebijakan, deduktif berhubngan dengan wujud penalaran ideologi, silogisme berhubungan dengan wujud penalaran asosiatif (quasi logis) dan negasi, pola penalaran sederhana berhubungan dengan wujud penalaran pemahaman sederhana, afirmasi, negasi, asosisatif (quasi logis, generalisasi, kausalitas, dan koeksistensial), dan disosiatif (ideologi, nilai, dan kebijakan), pola penalaran rumit (kompleks (bebas) berhubungan dengan wujud penalaran disosiatif (ideologi, kebijakan), rumit kompleks (kombinasi) berhubungan dengan wujud penalaran disosiatif (nilai), rumit (mata rantai) berhubungan dengan wujud penalaran asosiatif (generalisasi) dan negasi, rumit (majemuk) berhubungan dengan wujud penalaran afirmasi, negasi, asosiatif (koeksistensial, quasi logis, generalisasi) dan disosiatif (nilai).
Keempat, kaitan B-1 dan B-2 dikuasai dengan penerapan penalaran B-3 meliputi SP-1 (bahasa Spanyol B-1 dan bahasa Inggris B-2) terdiri atas penalaran B-3 yang dipengaruhi B-1 dan B-2 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif, induktif, dan silogisme) dan rumit (kompleks kombinasi dan majemuk), penalaran B-3 yang tidak dipengaruhi B-1 dan B-2 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (induktif), Sederhana dan rumit mata rantai, penalaran B-3 yang dipengaruhi B-1 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif dan silogisme), sederhana, rumit kompleks (bebas dan kombinasi), dan mata rantai, penalaran B-3 yang tidak dipengaruhi B-1 berupa pola penalaran rumit kompleks (kombinasi, dan penalaran B-3 yang dipengaruhi B-2 berupa pola penalaran rumit kompleks (kombinasi); SP-2 (bahasa Mandarin B-1 dan bahasa Inggris B-2) terdiri atas penalaran B-3 yang tidak dipengaruhi B-1 dan B-2 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif, induktif, dan silogisme), sederhana, dan rumit kompleks, (bebas dan kombinasi), mata rantai, dan mejemuk dan penalaran B-3 yang dipengaruhi B-1 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif, induktif, silogisme) dan rumit mata rantai; SP-3 (bahasa Mandarin B-1 dan bahasa Inggris B-2) terdiri atas penalaran B-3 yang tidak dipengaruhi B-1 dan B-2 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif, induktif, silogisme), penalaran B-3 yang dipengaruhi B-1 berupa pola penalaran sederhana, rumit kompleks, (bebas dan kombinasi), mata rantai, dan mejemuk dan penalaran B-3 yang dipengaruhi B-2 berupa pola penalaran penyusunan simpulan (deduktif, induktif, silogisme), dan rumit kompleks, (bebas dan kombinasi).
Hasil analisis penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indoensia sebagai bahasa ketiga ditemukan variabilitas pola penalaran pemelajar BIPA, variabilitas wujud penalaran pemelajar BIPA, konstruktif wujud penalaran melalui pola penalaran pemelajar BIPA, dan formasi kalimat berbahasa Indonesia sebagai B-3 terdapat relevansi B-1 dan B-2 yang dikuasai pemelajar.
Simpulan penelitian ini adalah 1) pola penalaran terdapat strategi bernalar pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga tampak pada cara mereka mengemukakan gagasan utama yang didukung oleh gagasan penjelas, baik pada tingkat berpikir sederhana maupun rumit; 2) wujud penalaran pemelajar BIPA dalam berbahasa Indonesia sebagai bahasa ketiga tercermin dalam struktur kalimat yang mereka gunakan. Kalimat-kalimat tersebut menggunakan pilihan kata sifat, kerja, benda, dan bilangan yang memiliki fungsi predikat. Predikat dalam kalimat difungsikan untuk bernalar dalam menyampaikan penegasan pada nilai kebenaran. Kebenaran itu terkait aktivitas menggali informasi dari berbagai sumber. Informasi itu berupa gagasan. Meskipun gagasan itu muncul berbeda-beda tetapi dua gagasan berbeda tersebut diupayakan tetap dinilai; 3) hubungan pola dan wujud penalaran disimpulkan terdapat paparan bernalar yang menempatkan dua sampai empat unsur. Hasil yang dicapai dalam memformulasikan antarunsur adalah konstruktif suatu hubungan berdasarkan pada dua penalaran antara wujud dan pola; dan 4) kaitan B-1 dan B-2 dikuasai dengan penerapan penalaran B-3 disimpulkan bahwa pola-pola bernalar pemelajar BIPA yang sedang belajar bahasa B-3 dipengaruhi oleh cara berpikir mereka dalam B-1 dan B-2. Pengaruh itu tercermin pada struktur bahasa Indonesia B-3 mereka.
ABSTRACT
Ardiansyah, Roely. 2021. BIPA Students’ Reasoning Patterns in Indonesian as a Third Language. Dissertation. Language and Literature Education Study Program, Postgraduate Universitas Negeri Surabaya. Supervisor: (I) Prof. Dr. Bambang Yulianto, M.Pd. Supervisor (II) Dr. Suhartono, M.Pd.
Keywords: Reasoning Pattern, Form of Reasoning, Third Language
This study examines the sentences in BIPA students’ essays that reflect reasoning. The reasoning that appears indicates the characteristics of BIPA students because at that time they were learning Indonesian as a third language. Based on this background, this study aims to examine BIPA students’ reasoning in using Indonesian as a third language. The focuses of this current research are 1) the reasoning patterns of BIPA students in Indonesian as a third language; 2) the form of BIPA students’ reasoning in Indonesian as a third language; 3) the relationship between the patterns and the forms of BIPA students’ reasoning in Indonesian as a third language; and 4) the relationship between L-1 and L-2 in the application of BIPA students' reasoning in Indonesian as a third language.
This study used a qualitative approach because the data were in the form of sentences, patterns of reasoning and forms of reasoning. The data sources of this research were Indonesian (L-3) writings from various genres produced by three research subjects (BIPA students). The data were used to answer research problems as mentioned in the research focus. This research data collection technique was a documentation that aimed to collect written data from the organizers of BIPA (Indonesian for Foreign Speakers) at Universitas Negeri Malang.
The results of the study show that firstly, there are patterns of reasoning which includes the preparation of conclusions, simple reasoning patterns, and complex reasoning patterns. Secondly, the forms of reasoning include simple understanding, affirmation, negation, associative, and dissociative. Thirdly, the relationship between the patterns and the forms of reasoning includes the reasoning pattern of making conclusions, especially inductive (i.e., the form of negative reasoning, affirmation, quasi-logical, and policy), deductive (i.e., the form of ideological reasoning), syllogism (i.e. associative (quasi logical) and negation forms of reasoning), simple reasoning patterns (i.e., simple understanding, affirmation, negation, associative, and dissociative form of reasoning), complex reasoning patterns (i.e., form of reasoning dissociative), complicated and complex (i.e., form of dissociative reasoning), complex (i.e., form of associative and negation reasoning), complicated (i.e., relating to the form of affirmative, negation, associative and dissociative reasoning.
Fourthly, the influence of L-1 and L-2 to L-3 reasoning was experienced by SP-1 (Spanish (L-1) and English (L-2)) where her L-3 reasoning was influenced by L-1 and L-2 in the form of inferential (deductive, inductive, and syllogistic) and complicated (complex, combination, and compound) reasoning patterns, L-3 reasoning that is not influenced by L-1 and L-2 in the form of inductive (inductive) reasoning patterns, simple and complex, L-3 reasoning that is influenced by L-1 in the form of inference arrangement reasoning patterns (deductive and syllogistic), simple, complicated and complex (independent and combination), and links, L-3 reasoning that is not influenced by L-1 in the form of complex complicated reasoning patterns (combination and L-3 reasoning influenced by L-2 in the form of complex complex reasoning patterns (combinations); SP-2 (Chinese (L-1) and English (L-2)) experienced reasoning of L-3 that are not influenced by L-1 and L-2 in the form of inferences (deductive, inductive, and syllogistic) reasoning patterns, simple, and complex (independent and combination), linkage, and plurality and L-3 reasoning influenced by L-1 in the form of inference arrangement reasoning patterns (deductive, inductive, syllogistic) and complex links; SP-3 (Chinese (L-1) and English L-2) experienced L-3 reasoning that is not influenced by L-1 and L-2 in the form of inference arrangement reasoning patterns (deductive, inductive, syllogistic), L- 3 which is influenced by L-1 in the form of simple, complex, complex (free and combination) reasoning patterns, links, and compounding and L-3 reasoning which is influenced by L-2 in the form of inference arrangement reasoning patterns (deductive, inductive, syllogistic), and complex and complex, free and combination.
The results of the analysis of the reasoning of BIPA students in Indonesian language show a variability of BIPA students’ reasoning patterns, a variability of the form of BIPA students’ reasoning, the construction of the form of reasoning through the BIPA students’ reasoning patterns, and sentence formation in Indonesian as L-3 which is influenced by L-1 and L-2.
The conclusions of this study are: 1) in the reasoning pattern, there is a reasoning strategy from BIPA students in Indonesian as a third language which can be seen in the way they present the main idea, which is supported by explanatory ideas, both at the simple and complex level of thinking; 2) the form of reasoning of BIPA students in Indonesian is reflected in the sentence structure they use. These sentences use a choice of adjectives, verbs, nouns, and nouns that have a predicative function. The predicate in the sentence is used to emphasize the truth value. The truth is related to the activity of extracting information from various sources. The information is in the form of ideas. Although the ideas appear differently, the two different ideas are tried to be assessed; 3) In the relationship between patterns and forms of reasoning, there is an explanation of reasoning that places two to four elements. The result achieved in formulating between elements is the construction of a relationship based on two reasoning between form and pattern; and 4) Regarding the relationship between L-1 and L-2 with the application of L-3 reasoning, it is concluded that the reasoning patterns of BIPA students who are learning L-3 languages are influenced by their way of thinking in L-1 and L-2. This influence is reflected in their L-3 Indonesian structure.