DARI BU NYAI MENJADI BUPATI
MUNDJIDAH WAHAB MEMBANGUN WAJAH JOMBANG 2014-2023
FROM MRS. NYAI TO REGENT
MUNDJIDAH WAHAB DEVELOPING THE FACE OF JOMBANG 2014-2023
Abangan santri, dua karakteristik masyarakat yang identik dengan kondisi kabupaten Jombang. Kabupaten dengan sebutan kota santri ini memiliki karakteristik berpolitik yang menarik. Partai abangan mewakili masyarakat abangan, kemudian partai santri atau ijo mewakili masyarakat santri. Kehadiran sosok Mundjidah Wahab di dalam pilkada kabupaten Jombang, tentunya menjadi suatu hal yang baru. Mengingat selama beberapa kali periode kepemimpinan Jombang selalu dipimpin oleh seorang laki-laki. Keberhasilan beliau di dalam pilkada kabupaten Jombang, tentunya membuat beliau menjadi seorang bupati perempuan pertama di kabupaten Jombang. Perempuan dengan latar belakang sebagai seorang ibu Nyai ini mampu mematahkan pandangan bahwa yang bisa menjadi pemimpin adalah laki-laki. Strategi yang disusun di dalam mengsukseskan pilkada ini tentunya sangat menarik untuk diketahui. Kiprah politik yang beliau susun mampu mengantarkan beliau sukses melenggang ke kursi bupati Jombang. Bagaimana kepemimpinan yang beliau terapkan, serta kebijakan yang beliau buat mampu merubah wajah dari kabupaten Jombang, serta mendapatkan tempat tersendiri di hati masyarakat Jombang. Namun Mundjidah sendiri dinilai belum cukup berhasil memimpin kabupaten Jombang. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahap yakni heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Penelitian ini menggunakan pendekatan gender, untuk mengetahui gaya kepemimpinan dari seorang Mundjidah yang merupakan bupati perempuan pertama di kabupaten Jombang.
Kata kunci: Abangan, Santri, Kepemimpinan, Jombang
Abangan santri, two characteristics of the society that are identical to the conditions of Jombang Regency. This regency, known as the city of santri, has an interesting political characteristic. The abangan party represents the abangan community, while the santri or ijo party represents the santri community. The presence of Mundjidah Wahab in the Jombang district election is certainly something new. Considering that for several periods, Jombang's leadership has always been held by a man. Her success in the Jombang district election, of course, made her the first female regent in Jombang district. A woman with a background as a Nyai mother was able to break the notion that only men can be leaders. The strategy devised to ensure the success of this regional election is certainly very interesting to know. The political career he has built has successfully led him to the position of regent of Jombang. How the leadership he implemented, along with the policies he created, was able to transform the face of Jombang Regency and earn a special place in the hearts of the Jombang community. However, Mundjidah herself is considered not yet successful in leading the Jombang district. This research uses the historical research method, which consists of four stages: heuristics, criticism, interpretation, and historiography. This research uses a gender approach to understand the leadership style of Mundjidah, who is the first female regent in Jombang Regency.
Keywords: Abangan, Santri, Leadership, Jombang