Nowadays, the discussion of the main goal of education heavily centers on the issue of learner autonomy. As reported by Nuh (2013) because of the implementation of 2013 curriculum, there is transformation of teaching and learning process from the teacher only gave knowledge or information to the students become permitting students to seek and find the information by themselves independently. Here, the students trained to become autonomous learner. This research aim to explore the learner’s autonomous behaviors in reading groups and determine the learners’ perception of reading groups as a way to develop learner autonomy in Rumah Bahasa Surabaya.
It is qualitative study and the data of this study were taken from observation of learner’s autonomous behaviors in the classroom while teaching-learning process and learner’s interview after the class ended. Based on data analysis, the result of this study showed that there are three actions that shown by the learners as their autonomous behaviors during teaching and learning English process. They are self-direction which mostly shown as self-motivation, self-access learning, and individualized instruction. The first learners’ action is self-direction which found in pre-reading stage. This action can be seen when the learners were enthusiastic in preparing the book which became one of learners’ behaviors to be autonomous learners with the teacher’s instruction paper that given to each groups related to their topic chosen. Furthermore, the learners’ autonomy here was seen in their self-direction that mostly shown as their self-motivation which applied in the form of their responsibility to fulfil their learning project.
The second action is self-access learning which found in whilst-reading stage. This action can be seen when learners worked in group that elaborated in all activities, such as reading the book, doing the project based on the paper instructions, discussing the material and combining all their member’s group opinion, determining the form for presentation and finishing the project in form of PowerPoint presentation. The last action is individualized instruction which found in post-reading stage. The action generally dominated the learners’ activity to deliver their presentation and discussion. Here, the individual instruction can be seen when learners actively delivered their presentation and the researcher noted that most of learners shown that they were good communicated in English in front of the class.
Besides, based on the data interview, learners’ perception of autonomous learning when they are learning English in an EFL class were mostly positive. Learners perceived themselves as being able when they were given a chance to determine their own ways to solve their own learning as their autonomously action in learning English in the class. They believed that they have an occasion to act independently and take a part of their own learning. They were enjoyable being trained to work autonomously and became autonomous learners which positively gave them a chance too to improve their English skills.
Saat ini, diskusi tentang tujuan utama pendidikan sangat berpusat pada masalah otonomi pelajar. Seperti dilansir Nuh (2013) karena penerapan kurikulum 2013, ada transformasi proses belajar mengajar dari guru hanya memberi pengetahuan atau informasi kepada siswa menjadi memungkinkan siswa untuk mencari dan menemukan informasi sendiri secara mandiri. Di sini, para siswa dilatih untuk menjadi pembelajar mandiri. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi perilaku mandiri pelajar dalam kelompok membaca dan menentukan persepsi peserta didik tentang kelompok membaca sebagai cara untuk mengembangkan otonomi pelajar di Rumah Bahasa Surabaya.
Ini adalah penelitian kualitatif dan data penelitian ini diambil dari pengamatan perilaku mandiri pelajar di kelas ketika proses belajar-mengajar dan wawancara kepada pelajar setelah kelas berakhir. Berdasarkan analisis data, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada tiga tindakan yang ditunjukkan oleh peserta didik sebagai perilaku otonom mereka selama proses belajar mengajar Bahasa Inggris. Mereka adalah pengarahan diri sendiri yang sebagian besar ditunjukkan sebagai motivasi diri, pembelajaran akses mandiri, dan instruksi individual. Tindakan pembelajar pertama adalah pengarahan diri sendiri yang ditemukan pada tahap pra-membaca. Tindakan ini dapat dilihat ketika peserta didik antusias dalam mempersiapkan buku yang menjadi salah satu perilaku peserta didik untuk menjadi pelajar mandiri dengan kertas instruksi guru yang diberikan kepada masing-masing kelompok terkait dengan topik yang mereka pilih. Selanjutnya, otonomi peserta didik di sini terlihat dalam pengarahan diri mereka sendiri yang sebagian besar ditampilkan sebagai motivasi diri mereka yang diterapkan dalam bentuk tanggung jawab mereka untuk memenuhi proyek belajar mereka.
Tindakan kedua adalah pembelajaran akses mandiri yang ditemukan pada tahap membaca sambilan. Tindakan ini dapat dilihat ketika peserta didik bekerja dalam kelompok yang menguraikan dalam semua kegiatan, seperti membaca buku, melakukan proyek berdasarkan instruksi kertas, membahas materi dan menggabungkan semua pendapat kelompok anggota mereka, menentukan bentuk untuk presentasi dan menyelesaikan proyek dalam bentuk presentasi PowerPoint. Tindakan terakhir adalah instruksi individual yang ditemukan pada tahap pasca membaca. Tindakan umumnya mendominasi kegiatan peserta didik untuk menyampaikan presentasi dan diskusi mereka. Di sini, instruksi individu dapat dilihat ketika peserta didik secara aktif menyampaikan presentasi mereka dan peneliti mencatat bahwa sebagian besar peserta didik menunjukkan bahwa mereka baik dikomunikasikan dalam bahasa Inggris di depan kelas.
Selain itu, berdasarkan data wawancara, persepsi pelajar tentang pembelajaran mandiri ketika mereka belajar bahasa Inggris di kelas EFL sebagian besar positif. Peserta didik menganggap diri mereka mampu ketika mereka diberi kesempatan untuk menentukan cara mereka sendiri untuk menyelesaikan pembelajaran mereka sendiri sebagai tindakan mandiri mereka dalam belajar bahasa Inggris di kelas. Mereka percaya bahwa mereka memiliki kesempatan untuk bertindak secara mandiri dan mengambil bagian dari pembelajaran mereka sendiri. Mereka senang dilatih untuk bekerja secara mandiri dan menjadi pembelajar mandiri yang secara positif memberi mereka kesempatan juga untuk meningkatkan keterampilan bahasa Inggris mereka.