ABSTRAK
Keterampilan berbicara penting untuk mempermudah berkomunikasi dengan orang lain. Apabila seseorang memiliki keterampilan berbicara yang baik, dia akan memperoleh keuntungan sosial maupun profesional. Melalui observasi di kelas XI IPA-2 SMAN 12 Surabaya, peserta didik mampu memahami materi yang baru dipelajari, namun kebanyakan dari mereka memilih untuk diam ketika ditanya oleh pendidik maupun menyebutkan kata dan kalimat sesuai dengan materi yang dipelajari selama proses belajar mengajar berlangsung. Untuk mengatasi masalah tersebut, digunakan model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berbikir untuk menyampaikan fakta, pengetahuan, menjelaskan dan mendeskripsikan maksud (pikiran, perasaan dan ide) secara lisan. Model pembelajaran example non example memberikan kebebasan berbebicara kepada peserta didik untuk menyampaikan apa yang dipikirkannya. Model pembelajaran ini juga dapat membantu peserta didik dalam memahami materi yang dipelajari secara lebih mendalam melalui analisis terhadap gambar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan proses penerapan model pembelajaran example non example untuk keterampilan berbicara bahasa Jerman siswa kelas XI SMAN 12 Surabaya.
Penerapan model pembelajaran example non example dilakukan sebanyak dua kali dengan tema Familie. Materi yang digunakan yaitu Possesivpronomen dan Präposition. Fokus penelitian ini hanya pada penerapan model pembelajaran untuk keterampilan berbicara. Penelitian ini merupakan jenis deskriptif kualitatif dengan data berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
Hasil analisis menunjukkan bahwa proses penerapan model pembelajaran example non example untuk keterampilan berbicara berjalan dengan baik sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran example non example yang termuat di dalam RPP. Peserta didik kelas XI IPA-2 memahami materi yang dipelajari dan berani berbicara untuk menyampaikan maksud (ide, pikiran, isi hati) dari apa yang diketahui dan dipelajarinya ketika melakukan analisis terhadap gambar di dalam kelompok. Mereka menyebutkan kosa kata yang baru diketahui kepada teman-temannya dan bertanya kepada pendidik ketika tidak menemukan artinya. Selain itu, peserta didik mampu mengambil keputusan dalam memilih pendapat yang paling tepat dari berbagai pendapat yang dikemukakan untuk dijadikan sebagai hasil analisis.
Kelompok yang menyampaikan hasil analisis di depan kelas mendapat tanggapan dari kelompok yang mendengarkan ketika ada kesalahan pengucapan. Kelompok yang mendengarkan akan langsung membenarkan dan sesekali bertanya untuk menguji kemampuan berpikir temannya. Berdasarkan hasil analisis yang telah disampaikan tiap kelompok, kemudian pendidik menyampaiakn materi yang dipelajari serta memberikan masukan kepada peserta didik mengenai hasil analisis mereka.
Kata kunci: Model pembelajaran example non example, Keterampilan berbicara
ABSTRACT
Speaking skills are important to make it easier to communicate with other people. If someone has good speaking skills, he will gain social and professional benefits. Through observation in class XI IPA 2 SMAN 12 Surabaya, students were able to understand the new material being studied, but most of them chose to be silent when asked by educators and mention words and sentences according to the material learned during the teaching and learning process took place. To overcome this problem, a learning model is used that can help students develop the ability to think to convey facts, knowledge, explain and describe intentions (thoughts, feelings and ideas) orally. The example non example learning model gives freedom to speak to students to convey what they think. This learning model can also help students to understand the material being studied in more depth through analysis of images. The purpose of this study was to describe the process of applying the example non example learning model for German speaking skills of class XI students of SMAN 12 Surabaya.
The application of the example non example learning model was conducted twice with the Familie theme. The material used is Possesivpronomen and Präposition. The focus of this study is only on the application of learning models for speaking skills. This research is a qualitative descriptive type with data in the form of Learning Implementation Plans or lesson plan.
The results of the analysis show that the process of implementing the example non example learning model for speaking skills goes well according to the steps of the example non example learning model contained in the lesson plan. Students of class XI IPA-2 understand the material learned and dare to speak to convey the intentions (ideas, thoughts, contents) of what is known and learned when analyzing images in groups. They mentioned their new vocabulary to their friends and asked educators when they found no meaning. In addition, students are able to make decisions in choosing the most appropriate opinion from the various opinions expressed to serve as the results of the analysis.
The group that delivered the results of the analysis in front of the class received a response from the group who listened when there was a pronunciation error. The listening group will immediately justify and occasionally ask questions to test their friends' thinking skills. Based on the results of the analysis that has been submitted by each group, then the educator presents the material learned and provides input to students regarding the results of their analysis.
Keywords: example non example learning model, speaking skills