TRADHISI NGALAP BERKAH ING PETILASAN SRI AJI JAYABAYA
The Tradition to Looking for Blessing at Petilasan Sri Aji Jayabaya
Sistem pola pikir masyarakat di Jawa tidak bisa jauh dari hal-hal tertentu yang sudah melekat dan sudah menjadi hal yang sudah biasa dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Sistem pola pikir yang paling sering ditemui adalah pola pikir yang dipengaruhi hal mistis. Hal ini dikarenakan karena hal-hal mistis sangat erat hubungannya dengan banyak aspek kehidupan masyarakat Jawa, apalagi pada hal yang berhubungan dengan nasib. Awal mulanya, masyarakat Jawa lebih percaya pada dongeng dan mitos mistis yang sudah sering didengar daripada hal-hal yang bisa dinalar tetapi belum terbukti kebenarannya. Karena hal inilah maka masyarakat Jawa berpola pikir menurut hal yang berupa dongeng dan mitos. Selain itu perilaku masyarakat erat sekali hubungannya dengan cara-cara menggapai bentuk ibadah kepada Tuhan melalui cara apapun yang berdasar hal mistis. Hal itu menyebabkan banyak sekali masyarakat yang menjalani ritual-ritual dengan tujuan yang berbeda-beda. Salah satu jenis ritual yang dilakukan oleh masyarakat Jawa adalah ngalap berkah. Ritual ngalap berkah ini bertujuan mencari wangsit di tempat-tempat yang dianggap keramat atau memiliki tuah. Salah satu tempat yang menjadi destinasi untuk melakukan ritual ngalap berkah ini adalah petilasan Sri Aji Jayabaya yang bertempat di Desa Menang, Kecamatan Pagu, Kabupaten Kediri. Tempat ini dipercaya sebagai tempat keramat dan bisa membawa tuah karena di tempat inilah Prabu Jayabaya moksa beserta ajudan setianya, Resi Mayang Koro. Hal ini juga tak luput dari ramalan Jayabaya yang terkenal yaitu Jangka Jayabaya atau ramalan Jayabaya. Maka tak heran bahwa tempat ini banyak dikunjungi oleh wisatawan dan masyarakat yang ingin melakukan ngalap berkah karena dianggap sebagai tempat yang keramat.
Kata kunci: ritual, Jayabaya, sesaji, masyarakat
The mindset of Javanese people cannot be far from certain things that are already inherent and have become things that are commonly done in everyday life. The mindset most often encountered is the mindset that is influenced by mystical things. This is because mystical things are very closely related to many aspects of Javanese people's lives, especially those related to fate. In the beginning, Javanese people believed in myths and myths that were often heard rather than things that could be justified but had not yet been proven true. Because of this, Javanese people think according to things in the form of fairy tales and myths. In addition, community behavior is closely related to ways of reaching out to forms of worship to God through any method based on mysticism. That causes a lot of people who undergo rituals with different goals. One type of ritual performed by Javanese people is ngalap berkah (looking for blessing). This ritual aims to look for wangsit (magical message) in places that are considered sacred or have good luck. One of the places to be a destination for this ngalap berkah ritual is Sri Aji Jayabaya's demonstration which is located in Menang Village, Pagu District, Kediri Regency. This place is believed to be a sacred place and can bring good luck because in this place Prabu Jayabaya moksa (died without leaving the body) and his loyal aide, Resi Mayang Koro. It is also not spared from the well-known Jayabaya forecast which is the Jayabaya prediction. So it's no wonder that this place is visited by many tourists and people who want to do ritual because that place is considered as a sacred place.
Keywords: ritual, Jayabaya, community