Material utama dari beton dan mortar ialah Ordinary Portland Cemen (PC), oleh sebab itu PC sangat dibutuhkan dalam dunia konstruksi dan penggunaannya akan terus meningkat seiring dengan waktu. Namun PC juga menimbulkan kekhawatiran lingkungan berupa konsumsi energi yang tinggi yang dibutuhkan untuk menambang, memproduksi, dan mengangkut semen; serta polusi udara terkait, termasuk pelepasan gas rumah kaca (misalnya, karbon dioksida), dioksin, SO2, dan partikulatnya. Pada era sekarang masih terus bermunculan inovasi-inovasi untuk mengurangi bahkan menggantikan PC, salah satunya ialah geopolimer. Geopolimer dihasilkan dari reaksi material yang mengandung sejumlah besar silika dan alumnia dengan cairan alkali. Pada umumnya merupakan beton yang bebas dari pemakaian semen sebagai pengikatnya. Material ini telah banyak diteliti dan hasilnya menunjukkan bahwa beton geopolimer merupakan material yang lebih ramah lingkungan karena relatif sangat sedikit sekali energi yang dibutuhkan dalam prosesnya bila dibandingkan dengan PC. Sehingga mortar geopolimer bisa dijadikan terobosan untuk menghentikan penggunaan PC, dimana untuk bahan materialnya tidak menggunakan PC, melaikan menggunakan limbah yang tergolong melimpah yaitu fly ash dan abu sekam padi.
Penelitian dilakukan secara eksperimental, dikarenakan menggunakan jurnal ilmiah dan penelitian-penelitian terdahulu sebagai referensi, kemudian dilakukan pengembangan dengan merancang variasi rasio SS/SH 10 Molar sebesar 1.5 dengan kadar solid larutan activator (w/s) sebesar 0.45 untuk mendapatkan nilai rasio optimum penambahan abu sekam Padi (rice husk ash) terhadap abu terbang (fly ash) pada mortar geopolimer dengan bahan dasar abu terbang (fly ash), abu sekam padi (rice husk ash), air, dan activator berupa campuran dari sodium hidoroksida dan sodium silikat. Penelitian mengukur hasil dari eksperimen yang dibuat dengan uji kuat tekan serta uji porositas mortar kubus.
Kadar optimum penggunaan rice husk ash sebagai bahan substitusi fly ash dengan rasio (W/S) sebesar 0.45, dan (SS/SH 10 Molar) sebesar 1.5, adalah sebesar 0% melainkan tanpa menggunakan rice husk ash sebagai bahan substitusi. Hal ini dikarenakan hasil penelitian kuat tekan yang nilainya paling tinggi adalah pada mix design 2 dengan persentase fly ash 100% sebesar 46.09 MPa, Serta dengan nilai porositas terkecil sebesar 11.66%. Adanya peningkatan substitusi fly ash menggunakan rice husk ash pada mortar geopolymer dengan rasio (W/S) sebesar 0.45, dan (SS/SH 10 Molar) sebesar 1.5, mengakibatkan menurunnya kuat tekan motar. Nilai kuat tekan pada mix design 3 dan seterusnya mengalami penurunan secara terus-menerus sampai mix design terakhir dengan nilai kuat tekan mix design 2 sebesar 46.09 MPa, mix design 3 sebesar 38.05 MPa, mix design 4 sebesar 36.92 MPa, mix design 5 sebesar 36.7 MPa, mix design 6 sebesar 33.48 MPa, mix design 7 sebesar 26.3 MPa.
Kata kunci : Geopolimer, Fly Ash, Rice Husk Ash, Kuat Tekan, Porositas, Mortar.
The main material of concrete and mortar is Ordinary Portland Cemen (PC), therefore PC are needed in the world of construction and their use will continue to increase over time. But the PC also raises environmental concerns in the form of high energy consumption needed to mine, produce and transport cement; and related air pollution, including the release of greenhouse gases (for example, carbon dioxide), dioxin, SO2, and particulates. In the present era innovations are still continuing to reduce and even replace PC, one of which is geopolymers. Geopolymers are produced from the reaction of materials containing large amounts of silica and alumnia with alkaline liquids. In general, concrete is free from the use of cement as a binder. This material has been extensively studied and the results show that geopolymer concrete is a material that is more environmentally friendly because there is very little energy needed in the process when compared to a PC. So that geopolymer mortar can be used as a breakthrough to stop the use of PC, where the material does not use a PC, using the abundant waste, namely fly ash and rice husk ash.
The research was conducted experimentally, because it used scientific journals and previous studies as references, then developed by designing variations in the SS / SH 10 Molar ratio of 1.5 with the solid content of the activator solution (w / s) of 0.45 to obtain the optimum ratio of adding ash rice husk ash against fly ash on geopolymer mortar with fly ash, rice husk ash, water, and activator in the form of a mixture of sodium hydoroxide and sodium silicate. The study measured the results of experiments made with compressive strength tests and porosity mortar cube tests.
The optimum level of use of rice husk ash as a substitute for fly ash with a ratio (W / S) of 0.45, and (SS / SH 10 Molar) of 1.5, is 0% but without using rice husk ash as a substitute. This is because the results of the compressive strength research with the highest value are in mix design 2 with the percentage of fly ash 100% at 46.09 MPa, and with the smallest porosity value of 11.66%. An increase in the substitution of fly ash using rice husk ash in geopolymer mortar with a ratio (W / S) of 0.45, and (SS / SH 10 Molar) of 1.5, resulting in a decrease in motar compressive strength. The value of compressive strength in mix design 3 and so on decreases continuously until the last mix design with the value of mix design 2 compressive strength of 46.09 MPa, mix design 3 is 38.05 MPa, mix design 4 is 36.92 MPa, mix design 5 is 36.7 MPa , mix design 6 is 33.48 MPa, mix design 7 is 26.3 MPa.
Keywords: Geopolymer, Fly Ash, Rice Husk Ash, Compressive Strength, Porosity, Mortar.