Sintesis Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Katalis Dari Abu Sekam Padi dan Abu Tulang Sapi
Biodiesel Synthesis from Wasted Cooking Oil Using Catalysts from Rice Husk Ash and Cow Bone Ash
Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif paling menjanjikan yang banyak diteliti karena ketersediaannya, kemudahan produksinya, dan lebih ramah bagi lingkungan. Sintesis biodiesel telah dilakukan dengan menggunakan katalis abu sekam padi (ASP) dan abu tulang sapi (ATS). Kedua katalis tersebut dikarakterisasi menggunakan XRD dan FT-IR. Katalis tersebut digunakan untuk mensintesis biodiesel dari minyak jelantah yang memiliki kandungan FFA 1,15%. Sintesis biodiesel dilakukan dalam dua tahap, yaitu reaksi esterifikasi dan transesterifikasi. Reaksi dilakukan pada suhu 60 oC dengan berat katalis 8% dari berat minyak dan perbandingan mol metanol terhadap minyak 6:1. Pada penelitian ini variasi rasio katalis RHA dan CBA adalah 0:100, 10:90, 20:80, dan 30:70. Biodiesel yang telah disintesis kemudian dianalisis menggunakan GC-MS untuk mengetahui kandungan metil ester. Biodiesel dengan perbandingan katalis RHA dan CBA 0:100 mempunyai kandungan metil ester paling tinggi yaitu 93,42%. Selain kandungan metil ester, biodiesel juga dianalisis beberapa parameter lainnya, antara lain kadar air, bilangan asam, dan densitas.
Biodiesel is the most promising alternative fuels widely researched due to its availability, ease of production and environmental benefits. Synthesis of biodiesel has been carried out using rice husk ash (RHA) and cow bone ash (CBA) catalyst. Both catalysts were characterized using XRD and FT-IR. The catalyst is used to synthesize biodiesel from WCO which has an 1.15% FFA content. Synthesis of biodiesel carried out in two stage, eseterification and transesterification reaction. The of reaction is carried out at at 60 oC with catalyst loading of 8% of oil weight and 6:1 methanol to oil ratio. In this research, the variations in RHA and CBA catalyst ratios were 0:100, 10:90, 20:80, and 30:70. The biodiesel that has been synthesized is then analyzed using GC-MS to determine the methyl ester content. Biodiesel with a RHA and CBA catalyst ratio of 0:100 has the highest methyl ester content, namely 93,42%. Apart from the methyl ester content, biodiesel is also analyzed for several other parameters, including water content, acid number and density.