Rasionalitas Pengambilan Keputusan KB Suntik Sebagai Alat Kontrasepsi Wanita Usia Subur Di Kabupaten Tulungagung 

Rationality Of Decision Making For Injectable Family Planning As A Contraception For Women Of Childbearing Age In Tulungagung Regency

Tingginya fertilitas menyebabkan terjadi peningkatan jumlah penduduk. Untuk mencegah hal tersebut, pemerintah meningkatkan sosialisasi terkait progam Keluarga Berencana, tak terkecuali pada masyarakat Kabupaten Tulungagung. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan penggunaan alat kontrasepsi guna pencegahan kehamilan. Namun, dalam penerapannya masih terdapat ketimpangan gender. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya alat kontrasepsi untuk perempuan dibandingkan untuk laki-laki. Karena hal tersebut menyebabkan adanya anggapan bahwa perempuan yang harus menggunakan alat kontrasepsi. Sehingga membuat wanita usia subur cenderung menggunakan alat kontrasepsi yang banyak digunakan oleh masyarakat yaitu KB suntik. Walaupun terdapat beberapa efek samping dari KB suntik seperti perubahan bentuk fisik yang pada beberapa perempuan menyebabkan tidak percaya diri. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui rasionalitas pengambilan keputusan KB suntik sebagai alat kontrasepsi wanita usia subur di Kabupaten Tulungagung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dan teori tindakan sosial Max Weber sebagai teori untuk menganalisis data. Subyek penelitian menggunakan purposive dengan wanita usia subur di Desa Mergayu sebayai subyek penelitian. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat empat rasionalitas yang mempengaruhi pengambilan keputusan. Rasionalitas instrumental yaitu tidak ada keinginan untuk memiliki anak lagi, keinginan mengatur jangka kelahiran anak dan menghemat biaya serta waktu. Rasionalitas nilai karena nilai agama, nilai anak dan nilai sosial – budaya. Rasionalitas afektif karena adanya rasa untuk mengalah dari suami, dukungan suami dan tidak ada rasa takut dalam penggunaan KB suntik. Rasionalitas tradisional karena orang tua (ibu atau mertua) yang telah menggunakan KB suntik serta ikut-ikutan tetangga dan teman yang menggunakan KB suntik. 

High fertility causes an increase in population. To prevent it, the government increases socialization about family planning programs, including the people of Tulungagung Regency. It aims to increase the use of contraceptives to prevent pregnancy. However, in its application there is still a gender gap. This can be seen from the number of contraceptives for women compared to men. Because this causes the assumption that women must use contraception. So that it makes women of childbearing age tend to use contraceptives that are widely used by the community, namely injectable contraception. Although there are some side effects of injectable contraceptives, such as changes in physical shape which in some women cause insecurity. The purpose of this study was to determine the rationality of decision making in injectable family planning as a contraceptive for women of childbearing age in Tulungagung Regency. This study uses a qualitative research method and The theory used is Max Weber's concept of rationality for analyzing data. The research subjects used purposive and women of childbearing age in Mergayu Village as the research subjects. The results show that there are four rationalities that influence decision making. Instrumental rationality is that there is no desire to have more children, the desire to regulate the birth period of children and save costs and time. Value rationality due to religious values, children's values and socio-cultural values. Affective rationality is due to the feeling of giving in to husband, husband's support and no fear of using injectable family planning. The traditional rationale is that parents who have used injectable contraception also join their neighbors and friends who use injectable contraception.