EKSISTENSI TARI TRADISIONAL PENTHUL MELIKAN DI KABUPATEN NGAWI TAHUN 1999-2010
THE EXISTENCE OF THE PENTHUL MELIKAN TRADITIONAL DANCE IN NGAWI REGENCY 1999-2010
Tari tradisional Penthul Melikan merupakan tarian khas dari daerah Melikan Tempuran Paron Ngawi Jawa Timur. tarian ini lahir sebagai ungkapan rasa syukur masyarakat Melikan Tempuran atas selesainya pembangunan jembatan di desa tersebut. Seiring berjalanya waktu fungsi dari tari tradisional Penthul Melikan mulai bergeser yang semula digunakan sebagai ritual sakral dan keagamaan menjadi sebatas hiburan saja, hal ini tidak lain karena tarian Penthul Melikan mulai pudar eksistensinya didalam masyarakat sehingga perkembangan zaman menuntut tari penthul melikan untuk adaptif berkembang agar tidak tergerus dan terlupakan. Karena hakekatnya tari tradisional penthul melikan merupakan sebuah simbol masyarakat desa tempuran yang harus tetap dijaga dan dilestarikan sampai kapanpun. Pelestarian tari tradisional penthul melikan dilakukan oleh semua elemen masyarakat dari masyarakat desa, pemerhati seni, dan pemerintah daerah Kabupaten Ngawi. Pemerintah Kabupaten Ngawi dibawah kepemimpinan Bupati Harsono melakukan trobosan dengan melakukan kegiatan festival budaya dan pembangunan sanggar tari laras madyo guna mengembangkan dan melestarikan tari penthul melikan di dusun melikan paron Kabupaten Ngawi.
Kata kunci : Tari Penthul Melikan, Eksistensi, Perkembangan Zaman
The traditional Penthul Melikan dance is a typical dance from the Melikan area, Tempuran, Paron Ngawi, East Java. This dance was born as an expression of gratitude for the people of Melikan Combat for the completion of the construction of the bridge in the village. over time the function of the traditional Penthul Melikan dance began to shift which was originally used as a sacred and religious ritual to be limited to entertainment only. This is none other than because the Penthul Melikan dance has begun to fade in its existence in society so that the times have demanded that the Penthul Melian dance be adaptively developed so that it will not be eroded and forgotten. because essentially the traditional Penthul Melikan dance is a symbol of the people of the village of Tempuran which must be maintained and preserved at all times. The preservation of the traditional Penthul Melikan dance is carried out by all elements of the community from the village community, art observers, and the Ngawi district government. The Ngawi district government under the leadership of the regent Harsono made a breakthrough by carrying out cultural festivals and the construction of the Laras Madyo dance studio to develop and preserve the Penthul Melikan dance in the Melikan Paron Hamlet, Ngawi Regency.
Keywords: Penthul Melikan Dance, Existence, Development of Ages.