ANALISIS SWOT PEMBINAAN PRESTASI CABANG OLAHRAGA PANAHAN DI KONI KABUPATEN TRENGGALEK
SWOT ANALYSIS OF ACHIEVEMENT DEVELOPMENT OF ARCHERY SPORT BRANCH IN KONI TRENGGALEK DISTRICT
Panahan ialah olahraga yang menembakkan anak pahan ke permukaan target setepat mungkin, untuk mendapatkan akurasi yang tinggi diperlukan teknik memanah yang benar dan konsisten. Pada prinsipnya, disiplin panahan merangkum esensi dari dua domain, yakni kegiatan olahraga dan ekspresi seni. Karakterisasi sebagai sebuah aktivitas olahraga terjadi karena melibatkan aktivasi otot-otot yang bersifat fungsional, termasuk namun tidak terbatas pada trapezius, tricep, dan deltoid, serta memerlukan tingkat ketahanan fisik yang signifikan. Sementara itu, penamaan sebagai seni menegaskan perlunya dimensi kehalusan jiwa, kesabaran, ketekunan, dan ketangguhan mental dalam pelaksanaannya. Aspek-aspek seperti fokus konsentrasi, koordinasi motorik, kekuatan fisik, respon cepat, daya tahan tubuh, keseimbangan, kekuatan otot lengan, dan ketahanan otot lengan menjadi faktor-faktor utama yang memengaruhi penampilan teknik dasar yang optimal dalam praktik memanah. Untuk mengoptimalkan pencapaian prestasi dalam bidang ini, penilaian SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats) terhadap cabang olahraga panahan di wilayah Kabupaten Trenggalek merupakan suatu langkah yang penting dan diperlukan. Analisis SWOT tersebut digunakan untuk mengetahui kekuatan yang dimiliki dicabang olahraga panahan Kabupaten Trenggalek untuk mendapatkan peluang kemenangan pada lomba yang diikuti. Serta mengetahui menanggulangi ancaman dari luar maupun dalam dan memanfaatkan peluang yang dimiliki untuk meminimalkan kekuarangan yang ada. Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kualitatif deskriptif, dengan mengumpulkan data melalui observasi, wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Sepuluh orang yang terdiri dari satu orang pengurus, dua orang pelatih, dan tujuh orang atlet menjadi subjek penelitian: Pengurus, pelatih, dan atlet panahan Kabupaten Trenggalek. Teknik analisis data yang peneliti gunakan adalah metode deskriptif presentase. Dari hasil presentase penelitian menunjukan bahwa persepsi atlet terhadap sumber daya manusia mendapatkan kategori tinggi dengan mean sebeesar 131,29 dengan kaetgori setuju, untuk persepsi atlet terhadap fasilitas berkategori setuju dengan nilai mean 131,86, lalu untuk persepsi atlet terhadap program latihan mendapatkan nilai mean 130,14 dengan kategori setuju, persepsi pelatih terhadap program latihan berkategori setuju dan tidak setuju dengan nilai mean 137,50, sedangkan pada fasilitas mendapatkan nilai 129,50 kategori setuju dan tidak setuju, kemuadian untuk pelatih sumber daya manusia mendapatkan nilai mean 62,50 berkategorikan setuju dan tidak setuju. Pada persepsi terhadap pengurus sumber daya manusia dengan nilai mean 61 dan pengurus terhadap fasilitas mendapatkan nilai mean 142.
Archery is a sport that shoots archers to the target surface as precisely as possible, to get high accuracy requires correct and consistent archery techniques. In principle, the discipline of archery summarizes the essence of two domains, namely sports activities and artistic expression. The characterization as a sporting activity occurs because it involves the activation of functional muscles, including but not limited to the trapezius, triceps, and deltoids, and requires a significant level of physical endurance. Meanwhile, its designation as an art emphasizes the need for subtlety of spirit, patience, perseverance, and mental toughness in its execution. Aspects such as concentration focus, motor coordination, physical strength, quick response, endurance, balance, arm muscle strength, and arm muscle endurance are the main factors that influence the optimal performance of basic techniques in archery practice. To optimize achievement in this field, a SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, and Threats) assessment of archery in the Trenggalek Regency area is an important and necessary step. The SWOT analysis is used to determine the strengths possessed by the archery branch of Trenggalek Regency to get a chance of victory in the competition that is followed. As well as knowing how to overcome threats from outside and inside and take advantage of opportunities to minimize existing deficiencies. This study uses descriptive qualitative research methodology, by collecting data through observation, interviews, questionnaires, and documentation. Ten people consisting of one administrator, two coaches, and seven athletes became the research subjects: Trenggalek Regency archery administrators, coaches, and athletes. The data analysis technique that researchers use is the descriptive percentage method. From the results of the percentage of research shows that athletes' perceptions of human resources get a high category with a mean of 131.29 with an agreed category, for athletes' perceptions of facilities agree with a mean value of 131.86, then for athletes' perceptions of training programs get a mean value of 130.14 with an agreed category, coaches' perceptions of training programs agree and disagree with a mean value of 137.50, while in facilities get a value of 129.50 categories agree and disagree, then for human resource coaches get a mean value of 62.50 categorized as agree and disagree. In the perception of human resource administrators with a mean value of 61 and administrators towards facilities get a mean value of 142.