PENGARUH PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI FLY ASH PADA MORTAR GEOPOLIMER MENGGUNAKAN ALKALI AKTIVATOR NAOH 10 MOLAR DITINJAU DARI KUAT TEKAN DAN POROSITAS 

THE EFFECT OF THE USE OF RICE HUSK ASH AS A FLY ASH SUBSTITUTION MATERIAL ON GEOPOLYMER MORTARS USING AN ALKALINE ACTIVATOR NAOH 10 MOLARS IN TERMS OF COMPRESSIVE STRENGTH AND POROSITY 

Pembangunan infrastruktur merupakan salah satu prioritas pemerintah dalam rangka pemerataan pembangunan. Hal tersebut menyebabkan dibutuhkannya inovasi-inovasi terbaru akan kebutuhan beton sebagai unsur pembangun utamanya. Inovasi yang dikembangkan salah satunya adalah beton geopolimer yaitu beton geosintetik yang tidak menggunakan semen sebagai bahan dasar. Penggunaan semen yang berlebih pada pembuatan beton akan mengakibatkan eksploitasi pada lingkungan. Sebagai alternatif guna mengurangi penggunaan semen, maka digunakan bahan pozzolan seperti fly ash dan abu sekam padi (rice husk ash) yang bertujuan untuk pengganti semen pada beton geopolimer. Pada penelitian ini akan dikaji tentang bagaimana pengaruh pemanfaatan abu sekam padi sebagai bahan substitusi fly ash sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25% pada mortar geopolimer dengan NaOH 10 Molar. Benda uji yang digunakan berupa mortar geopolimer berbentuk kubus dengan ukuran 5 x 5 x 5 cm. Rasio SS/SH 10 Molar sebesar 4,0 dan rasio W/S sebesar 1,467 dengan 12 variasi mix design. Pembuatan benda uji menggunakan 2 perlakukan yaitu dengan suhu ruang dan suhu oven. Pengujian yang dilakukan yaitu uji kuat tekan dan uji porositas terhadap mortar geopolimer serta uji vicat terhadap pasta dari masing-masing mix design.  Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hasil uji kuat tekan mortar geopolimer pada suhu ruang maupun suhu oven dengan variasi substitusi abu sekam padi terhadap fly ash sebesar 0%, 5%, 10%, 15%, dan 20% kemudian mengalami penurunan pada presentase substitusi abu sekam padi 25%. Kuat tekan optimum pada suhu ruang didapatkan mix design 5 dengan hasil kuat tekan sebesar 3,53 MPa dan kuat tekan optimum pada suhu oven didapatkan mix design 11 dengan hasil kuat tekan sebesar 3,93 MPa. Hasil uji porositas berbanding terbalik dengan hasil uji kuat tekan. Hal tersebut ditunjukkan dari hasil uji porositas yang mengalami penurunan seiring dengan meningkatnya hasil kuat tekan.  

Infrastructure development is one of the government's priorities in the context of equitable development. This has led to the need for the latest innovations in the need for concrete as the main building element. One of the innovations developed is geopolymer concrete, which is geosynthetic concrete that does not use cement as a basic material. Excessive use of cement in concrete making will result in exploitation of the environment. As an alternative to reduce the use of cement, pozzolan materials such as fly ash and rice husk ash are used which aim to replace cement in geopolymer concrete. In this study, it will be studied on how the effect of the use of rice husk ash as a fly ash substitution material is 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, and 25% on geopolymer mortars with NaOH 10 Molars. The test object used is in the form of a cube-shaped geopolymer mortar with a size of 5 x 5 x 5 cm. The SS/SH 10 Molar ratio is 4.0 and the W/S ratio is 1,467 with 12 mix design variations. Making test objects using 2 treatments, namely with room temperature and oven temperature. The tests carried out are compressive strength tests and porosity tests on geopolymer mortars as well as vicat tests on pastes from each mix design. The results showed that there was an increase in the results of the geopolymer mortar compressive strength test at room temperature and oven temperature with variations in the substitution of rice husk ash to fly ash by 0%, 5%, 10%, 15%, and 20% then experienced a decrease in the percentage of rice husk ash substitution of 25%. The optimum compressive strength at room temperature obtained a mix design 5 with a compressive strength result of 3.53 MPa and the optimum compressive strength at oven temperature obtained a mix design of 11 with a compressive strength result of 3.93 MPa. The porosity test result is inversely proportional to the compressive strength test result. This is shown from the results of the porosity test which decreases along with the increase in compressive strength results.