Pengaruh Substitusi Kaolin Dan Abu Sekam Padi Pada Penggunaan Mortar Geopolymer Berbahan Dasar Fly Ash Pada 4 M Naoh

Effect Of Kaolin And Rice Husk Ash Substitution On Fly Ash Based Mortar Geopolymer At 4 M Naoh

Perkembangan pembangunan di Indonesia, khususnya di bidang konstruksi, menyebabkan meningkatnya kebutuhan semen sebagai komponen utama beton. Namun, penggunaan semen telah dikritik karena menyumbang emisi karbon dioksida yang tinggi. Untuk mengatasi masalah ini, muncul bahan alternatif seperti mortar geopolimer yang tidak 100% terbuat dari semen, tetapi menggunakan bahan mineral alam seperti Fly ash dari batu bara dan abu sekam padi yang memiliki kandungan silika tinggi. Bahan-bahan ini diaktivasi dengan natrium hidroksida dan natrium silikat untuk membentuk ikatan polimer. Beton geopolimer menunjukkan potensi sebagai pengganti semen yang ramah lingkungan karena proses pembuatannya menggunakan energi yang lebih sedikit daripada semen Portland. Mortar geopolimer merupakan terobosan untuk mengurangi penggunaan semen dan memanfaatkan limbah yang melimpah.

The establishment of development in Indonesia, especially in the construction sector, has led to an increasing demand for cement as the main component of concrete. However, the use of cement has been criticized for contributing high carbon dioxide emissions. To overcome this problem, alternative materials such as Geopolymer mortars have emerged that are not 100% made of cement, but use natural mineral materials such as Fly ash from coal and rice husk ash that have high silica content. These materials are activated with sodium hydroxide and sodium silicate to form polymer bonds. Geopolymer concrete shows potential as an environmentally friendly cement replacement as the manufacturing process uses less energy than Portland cement. Geopolymer mortars are a breakthrough to reduce the use of cement and utilize abundant waste.