Kemampuan berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan yang dibutuhkan dalam pembelajaran abad 21. Namun faktanya, siswa Indonesia memiliki kemampuan yang rendah dalam berpikir kritis, hal tersebut dibuktikan dengan peringkat Indonesia dalam PISA 2015 yang berada di posisi 64 dari 72 negara. Hal ini dikarenakan soal-soal tes di PISA tidak diterapkan di Indonesia. Penelitian ini menyusun soal-soal sejarah berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) dengan indikator berpikir Ennis untuk mengukur kemampuan berpikir kritis siswa.
Berdasarkan latar belakang tersebut dapat disusun rumusan masalah sebagai berikut : (1) Bagaimanakah cara menyusun soal-soal berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills) ?; (2) bagaimanakah tingkat kemampuan berpikir kritis siswa melalui soal-soal HOTS (Higher Order Thinking Skills) ?. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan metode kualitatif deskriptif dengan teknik analisis data menggunakan angket, uji soal HOTS (Higher Order Thinking Skills), dan wawacara. Subjek penelitian ini yaitu siswa kelas X-IPS SMAN 2 Sidoarjo.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru di SMAN 2 Sidoarjo belum menyusun soal evaluasi berbasis HOTS (Higher Order Thinking Skills). Hal ini dikarenakan masih banyak soal evaluasi yang bersifat mengingat, meghafal, dan mendefinisikan istilah. Dan menunjukkan bahwa siswa belum mampu berpikir kritis sesuai dengan indikator Ennis. Hal tersebut dikarenakan siswa hanya mampu mencapai 3 indikator dari 5 indikator yang disampaikan oleh Ennis. Siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal dikarenakan stimulus soal yang panjang dan menggunakan kalimat yang tidak familiar. Sehingga siswa harus membaca berulang-ulang untuk memahami apa yang ditanyakan.
Kata Kunci: Bepikir Kritis, Keterampilan Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS)
Critical thinking ability is one of the abilities needed in 21st century learning. But in fact, Indonesian students have a low ability to think critically, this is evidenced by Indonesia's ranking in PISA 2015 which is in 64th position from 72 countries. This is because the test questions in PISA are not applied in Indonesia. This research composes HOTS (Higher Order Thinking Skills) based historical questions with Ennis thinking indicators to measure students' critical thinking skills.
Based on the background, the formulation of the problem can be arranged as follows: (1) How do you prepare HOTS (Higher Order Thinking Skills) based questions?; (2) what is the level of students' critical thinking skills through HOTS (Higher Order Thinking Skills) questions?. In this study, researchers used descriptive qualitative methods with data analysis techniques using questionnaires, HOTS test questions (Higher Order Thinking Skills), and interviews. The subject of this research is the X-IPS class students of SMAN 2 Sidoarjo.
The results of the study show that teachers at SMAN 2 Sidoarjo have not compiled a question about evaluation of HOTS (Higher Order Thinking Skills). This is because there are still many evaluation questions that are remembering, memorizing, and defining terms. And shows that students have not been able to think critically according to the Ennis indicator. This is because students are only able to reach 3 indicators from the 5 indicators presented by Ennis. Students have difficulty in working on the problem because of the long stimulus questions and using unfamiliar sentences. So students must read repeatedly to understand what is being asked.
Keywords: Critical Thinking, High Level Thinking Skills (HOTS)