Telaga Sarangan: Pariwisata Era Kolonial (1938-1940)
Telaga Sarangan: A Colonial-era Tourism (1938-1940)
Pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang sudah lama dilakukan manusia. Kegiatan pariwisata Indonesia tidak lepas dari program pemerintah baik di masa pemerintah Hindia Belanda sampai pemerintah Indonesia sendiri yang mengaturnya. Akhir abad ke-19 urusan pariwisata di Hindia Belanda baru mencapai tahap awal dimana kegiatan pariwsata ini baru dilakukan oleh beberapa kalangan terbatas, seperti pejabat pemerintah Hindia Belanda, pemilik perusahaan swasta, pegawai perusahaan Hindia Belanda atau para bangsawan dan pribumi. Awal abad ke-20 pemerintah Hindia Belanda secara resmi ikut dalam kegiatan pariwisata dengan mendirikan himpunan pariwisata yang bernama Vereniging Toeristenverkeer (VTV), di Batavia 13 April 1908. Dibentuknya VTV bertujuan untuk mengembangkan pariwisata di Hindia Belanda. Fokus kajian dalam penelitian ini adalah perkembangan pariwisata Telaga Sarangan dari 1938 hingga adanya perang dunia ke-2 pada 1940. Oleh karena itu, rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Bagaimana perkembangan wisata Telaga Serangan pada era kolonial (1938-1940)? (2) Bagaimana perkembangan wisatawan di Telaga Sarangan pada era kolonial (1938-1940)? (3) Bagaimana dampak ekonomi dan sosial kepada masyarakat sekitar dengan adanya wisata Telaga Sarangan (1938-1940)? Penelitian ini menggunakan empat proses tahapan yang ada dalam metode penelitian sejarah, yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi, dan historiografi. Data pada penelitian ini diperoleh dari sumber arsip, koran dan majalah sezaman, foto, dan lain-lain. Penelitian ini menjelaskan bagaimana perkembangan pariwisata Telaga Sarangan dari 1938 hingga adanya perang dunia ke-2 yang berdampak terhadap pariwisata Telaga Sarangan.
Tourism is one of the activities that have been carried out by humans for a long time. Indonesian tourism activities cannot be separated from government programs, both during the Dutch East Indies government and the Indonesian government itself which regulates it. At the end of the 19th century, tourism affairs in the Dutch East Indies had only reached an early stage where tourism activities were only carried out by a limited number of people, such as Dutch East Indies government officials, private company owners, employees of Dutch East Indies companies or indigenous nobles. The 20 Dutch East Indies government officially participated in tourism activities by establishing a tourism association called Vereeniging Toeristenverkeer (VTV), in Batavia 13 April 1908. The establishment of VTV was aimed at developing tourism in the Dutch East Indies. Sarangan from 1938 until the 2nd world war in 1940. Therefore, the problem formulation of this research is as follows: (1) How was the development of Sarangan Lake tourism in the colonial era (1938-1940)? (2) How was the development of tourists in Sarangan Lake in the colonial era (1938-1940)? (3) What is the economic and social impact on the surrounding community with the Sarangan Lake tourism (1938-1940)? This study uses four stages of the historical research method, namely heuristics, source criticism, interpretation, and historiography. The data in this study were obtained from archival sources, contemporary newspapers and magazines, photos, and etc. This study explains how the development of Sarangan Lake tourism from 1938 until the 2nd world war had an impact on Sarangan Lake tourism.