Strategi Coping Remaja Akhir yang Mengalami Fatherless dalam Hidupnya

Coping Strategies Late Adolescents Who Experience Fatherless in Their Life

Keluarga merupakan kelompok sosial terkecil yang fungsinya memberi rasa aman serta kasih sayang dan memberi dukungan fisik maupun psikis. Meski demikian, tidak semua keluarga mampu memenuhi fungsinya dengan baik, terdapat keluarga yang tidak merasakan peran ayah sebagaimana harusnya. Kondisi ketika keluarga, terutama anak tidak merasakan peran ayah sebagaimana harusnya disebut sebagai fatherless. Fatherless sendiri terjadi karena berbagai macam hal, salah satunya akibat perceraian orang tua. Anak yang menghadapi kondisi perceraian orang tua dan mengalami fatherless akan merasakan dampak baik secara fisik maupun psikis. Guna menghadapi dampak yang dialami, partisipan melakukan berbagai usaha agar kondisi yang dihadapi tidak mengganggu kehidupannya, hal tersebut disebut dengan strategi coping. Remaja akhir perempuan lebih menunjukkan perubahan emosional sehingga ini berpengaruh pada bagaimana ia menghadapi kondisi penuh stres. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan tujuan agar mendapatkan informasi secara mendalam dari partisipan penelitian yang memenuhi kriteria.  Penelitian ini menggunakan metode in depth interview kepada masing-masing partisipan dan significant other. Dari wawancara yang dilakukan, mendapatkan hasil bahwa seluruh partisipan menunjukkan jenis strategi coping yang serupa, yaitu emotion-focused coping. Perilaku yang dtunjukkan yaitu mencari dukungan sosial emosional kepada lingkungan sekitar; distancing atau menghindari sumber masalah; escape avoidance yaitu menghadapi masalah dengan tidur; self-control atau mengatur perasaannya sendiri, mendistraksi dengan melakukan berbagai hobi, hingga membuat arti positif dari kondisi yang dialami. Partisipan juga menunjukkan satu perilaku dari problem-focused coping yaitu mencari informasi kepada lingkungan  sekitar maupun sosial media. Berbagai strategi coping tersebut dilakukan sehingga partisipan mampu menunjukkan adanya prestasi di bidang akademik.

Family is the smallest social group whose function is to provide a sense of security, affection and provide physical and psychological support. However, not all families are able to fulfill their functions properly, there are families that do not feel the role of the father as it should. When the family, especially children, do not experience the role of the father as they should, it is called fatherless. Fatherless itself arises from various factors, one of which is parental divorce. Children who face the condition of parental divorce and experience fatherless will feel the impact both physically and psychologically. In order to deal with the impact experienced, participants make various efforts so that the conditions faced do not interfere with their lives, this is called a coping strategies. Late adolescent girls show more emotional changes so this affects how they deal with stressful conditions. This study utilizes qualitative methods with the aim of gathering in-depth information from research participants who meet the criteria.  This study used the method of in depth interview to each participant and significant other. From the interviews conducted, it was found that all participants showed a similar type of coping strategy, namely emotion-focused coping. The behavior shown is to seek social emotional support to the surrounding environment; distancing or avoiding the source of the problem; escape avoidance i.e. facing problems with sleep; self-control or regulating his own feelings, distraction by doing various hobbies, to make a positive meaning of the conditions experienced. Participants also showed one behavior from problem-focused coping, namely looking for information to the surrounding environment and social media. Various coping strategies are carried out so that participants are able to show achievements in the academic field.