Bentuk Penyajian Tari Jebing Majengan Sanggar Panji Laras Pilang Kota Probolinggo Pada Festival Kesenian Pesisir Utara Di Kabupaten Sampang Tahun 2019

Form of Presentation of the Jebing Majengan Dance Sanggar Panji Laras Pilang City of Probolinggo at the North Coast Arts Festival in Sampang Regency 2019

Penelitian ini membahas mengenai bentuk penyajian tari Jebing Majengan sanggar Panji Laras yang merupakan tari kreasi baru yang menggambarkan kehidupan wanita nelayan di daerah Mayangan Kota Probolinggo. Tarian ini ditampilkan pada Festival Kesenian Pesisir Utara (FKPU) di Kabupaten Sampang pada tahun 2019. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif mengenai fenomena yang diteliti. Teknik pengumpulan data yang dilakukan melalui observasi langsung, wawancara, dan pengumpulan dokumen terkait. Validitas data diverifikasi melalui triangulasi sumber (dari berbagai informan dan dokumen), triangulasi metode (melalui penggunaan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi), serta triangulasi waktu (pengumpulan data dilakukan pada waktu yang berbeda untuk memastikan konsistensi dan validitas data).

Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa bentuk penyajian tari Jebing Majengan memiliki beberapa aksen pada gerak tarinya, sehingga menunjukkan suasana riang di pesisir pantai. Iringan dari tari Jebing Majengan menggunakan musik khas pendhalungan. Tata rias yang digunakan pada tari ini adalah rias cantik. Busana yang digunakan pada tari Jebing Majengan yaitu kebaya hitam yang dikombinasikan dengan rok motif mangga dan anggur yang merupakan ikon khas Kota Probolinggo. Tari Jebing Majengan menggunakan properti Kepis yang terbuat dari bilahan bambu yang dianyam dan juga merupakan hal yang menonjol pada tarian ini. Pola lantai pada tari Jebing Majengan ini dibuat dengan posisi pola yang dominan banyak berkumpul sehingga mencerminkan sifat wanita Mayangan yang kental dengan kebersamaan.

Kata kunci : Bentuk penyajian, tari Jebing Majengan, Kota Probolinggo.

This research discusses the presentation form of the Jebing Majengan dance from the Panji Laras studio, a new creative dance depicting the life of female fishermen in the Mayangan area of Probolinggo City. This dance was performed at the North Coast Art Festival (FKPU) in Sampang Regency in 2019. The method used in this research is a qualitative method that produces descriptive data about the phenomena studied. Data collection techniques include direct observation, interviews, and the gathering of related documents. Data validity is verified through source triangulation (from various informants and documents), method triangulation (through the use of observation, interviews, and documentation techniques), and time triangulation (data collection is carried out at different times to ensure data consistency and validity).

The results of this study reveal that the presentation form of the Jebing Majengan dance includes several accents in its movements, thus portraying a cheerful atmosphere on the beach. The accompaniment for the Jebing Majengan dance uses typical pendhalungan music. The makeup used in this dance is beautiful makeup. The costume worn in the Jebing Majengan dance is a black kebaya combined with a skirt featuring mango and grape motifs, which are iconic symbols of Probolinggo City. The Jebing Majengan dance uses a prop called Kepis, made of woven bamboo strips, which is also a prominent feature of this dance. The floor patterns in the Jebing Majengan dance are predominantly clustered, reflecting the strong sense of togetherness among the women of Mayangan.

Keywords: Presentation form, Jebing Majengan dance, Probolinggo City.