Gambaran Compliance pada Masyarakat Daerah Magetan yang Menjalankan Tradisi Ater-ater Gawan

Description of Compliance to the Magetan Regional Communities Carrying Out the Ater-ater Gawan Tradition

Tradisi ater-ater gawan merupakan sebuah tradisi pada hari raya Idul Fitri yang masih dilaksanakan oleh masyarakat daerah Magetan. Tujuan dari penelitian untuk mengkaji tentang gambaran compliance pada masyarakat Magetan yang masih menjalankan tradisi ini dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode kualitatif dengan Pendekatan studi fenomenologi dipilih sebagai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Lima perempuan menjadi subjek penelitian direkrut dengan kriteria yang sesuai tradisi. Pengumpulan data menggunakan wawancara semi terstruktur dan dianalisis menggunakan metode analisis fenomenologi interpretatif. Uji keabsahan data menggunakan member checking. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi pergesaran pemaknaan tradisi, compliance didasari oleh tiga prinsip utama yaitu social proof, reciprocity, dan friendship and liking, yang mana berpengaruh pada prinsip scarcity dan commitment and consistency. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu peran sebagai perempuan dalam persiapan tradisi, dorongan dari masyarakat yang menjalankan tradisi, budaya jawa dalam bertamu, bentuk penghormatan kepada orang yang lebih tua.

The ater-ater gawan tradition is a tradition on Eid al-Fitr that still carried out by the people of the Magetan area. This research aims to study the description of compliance in the Magetan community that still carry out this tradition and the factors that influence it. A qualitative method with a phenomenological study approach have chosen as the method used in this study. Five women as research subjects have recruited according to traditional criteria. Data collection used semi-structured interviews and was analyzed using interpretive phenomenological analysis methods. Test the validity of the data using member checking. The research shows a shift in the meaning of tradition, three main principles which underlie compliance, namely social proof, reciprocity, and friendship and liking, which affect the principles of scarcity, commitment and consistency. The influencing factors are the role of women in preparing for traditions, encouragement from the people who carry out the traditions, Javanese culture in visiting, and forms of respect for elders.