WAHYU NUGROHO GURU YANG BERJIWA SENIMAN
WAHYU NUGROHO THE TEACHER WHO HAS A SOUL OF ARTIST
Skripsi ini menjelaskan tentang peranan dari Wahyu Nugroho baik sebagai Guru maupun Seniman dalam mengembangkan kesenian di Pasuruan. Latar belakang dari penelitian ini adalah Wahyu Nugroho merupakan seorang guru dan seniman yang memiliki keinginan untuk mengembangkan kesenian dan juga memajukan pendidikan seni budaya di Pasuruan dengan cara mendirikan sebuah komunitas seni yang awalnya menjaring guru seni budaya se-Pasuruan raya untuk tujuan edukasi siswa khususnya di Pasuruan daerah kota, namun komunitas tersebut berhasil berkembang menjadi sangat besar dan menjaring berbagai macam kalangan mulai dari Guru, Pelajar/Mahasiswa, Seniman, Pekerja, dan lain sebagainya. Bahkan saat ini KGSP tidak lagi didominasi oleh Guru. Peristiwa ini sangat perlu untuk diabadikan dalam bentuk penelitian atau karya ilmiah agar muncul orang-orang baru yang bisa menjadi inisiator dalam perkembangan seni disuatu daerah seperti yang beliau lakukan. Permasalahan yang diangkat adalah perjalanan hidup dari Wahyu Nugroho sebagai seorang guru dan seniman dalam mengembangkan kesenian di Pasuruan dengan mendirikan sebuah komunitas besar yaitu KGSP serta dampak dari adanya KGSP bagi perkembangan seni rupa dan juga pemajuan pendidikan seni budaya di Pasuruan. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan studi tokoh, dalam pengumpulan data penulis menggunakan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Wahyu Nugroho adalah Guru Seni Budaya dan Seniman asal Pasuruan, Jawa Timur yang aktif dalam dunia kesenirupaan hingga sekarang dan merupakan seorang pendiri dari organisasi KGSP dan juga Alkmaart, perkembangan dari KGSP juga merupakan kerja keras dari Wahyu Nugroho yang tidak pernah lelah untuk memberikan inovasi-inovasi baru terutama pada event gandheng renteng sehingga bisa berkembang seperti sekarang, Dampak dari adanya KGSP yaitu banyak sekali generasi muda yang tertarik pada seni drawing, selain itu KGSP juga pernah memiliki hubungan kerja sama dengan pihak Galeri Nasional Indonesia (GNI) dan banyak sekali komunitas-komunitas seni tingkat daerah yang bermunculan setelah adanya KGSP itu sendiri
Kata Kunci : Guru, Seniman, Infrastruktur.
This thesis describes the role of Wahyu Nugroho as both a teacher and an artist in developing arts in Pasuruan. The background of this research is that Wahyu Nugroho is a teacher and artist who has a desire to develop the arts and also advance cultural arts education in Pasuruan by establishing an arts community that initially recruited cultural arts teacher in Pasuruan for the purpose of educating students, especially in city area of Pasuruan. But, the community managed to grow to be very large and encompass various groups ranging from teachers, students, artists, workers, and so on. Even how, KGSP is no longer dominated by teachers. This incident really needs to be perpetuate in the form of research or scientific work so that new people can emerge who can become initiators in the development of art in an area such as which he did. The problem raised was the life journey of Wahyu Nugroho as a teacher and artist in developing arts in Pasuruan by establishing a large community, namely KGSP and the impact of KGSP on the development of fine arts and also the promotion of cultural art education in Pasuruan. This research uses descriptive qualitative method and character study. In collecting data, the writer uses observation, interview, and documentation techniques. The data analysis technique used in this study was data reduction, data presentation, and conclusion drawing. The results of this study indicate that Wahyu Nugroho is a cultural arts teacher and artist from Pasuruan, East Java who is active in the world of art until now and he is are founder of the art organization KGSP and Alkmaart, the development of KGSP is also the hard work of Wahyu Nugroho, he is never tired of providing new innovations, especially at Gandheng Renteng event so that event can develop as it is now, the impact of the KGSP is that there are a lot of young people are interested in the art of drawing, besides that KGSP has also had a collaborative relationship with National Gallery of Indonesian and many local art communities that have sprung up after the existence of KGSP itself.
Keywords: Teachers, Artists, Infrastructur.