KARYA TARI NGRÊSÊK SEBAGAI UNGKAPAN MAKNA GHIBAH MELALUI BENTUK DANCE THEATRE

NGRÊSÊK DANCE WORKS AS AN EXPRESSION OF THE MEANING OF GHIBAH THROUGH THE FORM OF DANCE THEATRE

Kata Kunci                  : Ngrêsêk, Ghibah, Sampah, Dance Theatre

            Karya tari Ngrêsêk merupakan karya yang terinspirasi dari fenomena sosial ghibah yaitu membicarakan aib atau keburukan orang lain yang tidak bermanfaat dan hanya akan memberi dampak negatif terhadap orang yang mengghibah, bagi pendengarnya, dan orang yang sedang dibicarakana atau dighibahkan. Perilaku tersebut kemudian dianalogikan dengan sampah, yakni ghibah sebagai perilaku yang nyampah, karena apa yang diucapkan dan disebarkan berupa keburukan orang lain yang tidak berguna. Berdasarkan hal tersebut, koreografer tertarik untuk mewujudkannya kedalam sebuah karya tari korektif. Pada karya tari Ngrêsêk terdapat dua fokus karya yaitu fokus isi tentang mengungkap makna ghibah sebagai perilaku yang nyampah, dan fokus bentuk yang disajikan dalam bentuk dance theatre.

            Penciptaan karya tari Ngrêsêk ini tidak terlepas dari karya-karya terdahulu yang relevan sebagai referensi, yaitu karya teater tari Suara Padi oleh Heri Lentho yang diproduksi oleh Surabaya Dance Collective tahun 2006 dan karya tari Paradoks koreografer Agus Setiawan pada tugas akhir universitas negeri surabaya tahun 2019. Beberapa teori yang digunakan sebagai acuan dalam proses penciptaan karya tari ini, yakni teori koreografi oleh Sal Murgiyanto dan Y. Sumandiyo Hadi, teori metode konstruksi I Jacqueline Smith, teori gesture Alo Liliweri, dan teori dance theatre oleh Pina Bausch.

Pendekatan penciptaan karya tari Ngrêsêk menggunakan metode konstruksi I oleh Jacqueline Smith dengan melalui beberapa tahapan, yaitu menentukan rangsang awal, tipe tari, mode penyajian, motif, improvisasi, evaluasi, seleksi dan penghalusan, serta motif. Konsep kekaryaan yang mengusung tema ghibah dengan judul Ngrêsêk ini disusun menjadi enam dinamika yang terdiri dari, introduksi, adegan satu, adegan dua, adegan tiga, adegan empat, dan ending. Karya tari ini menggunakan tipe dramatik dengan bentuk pertunjukan dance theatre, serta mode penyajian simbolis dan representatif. Unsur pendukung yang menunjang sajian pertunjukan pada karya tari ini meliputi tata rias dan busana, tata pentas, tata cahaya, iringan tari, dan properti.

Deskripsi karya tari Ngrêsêk terbagi menjadi deskripsi isi dan bentuk. Deskripsi isi diungkapkan melalui beberapa simbol, baik melalui gerak, iringan, properti, dan unsur pendukung lain sebagai media untuk menyampaikan pesan. Sedangkan deskripsi bentuk pada karya ini yang pertama adalah skenario, terdiri dari tanjakan suasana dan emosi yang bervariasi setiap adegannya. Teknik dan gaya yang diterapkan merupakan hasil eksplorasi gerak spontan yang biasa dilakukan ketika ghibah yang dikembangkan. Tata rias yang digunakan pada karya ini yaitu rias natural untuk mempertegas bentuk wajah saja. Busana yang dikenakan oleh penari putra dan putri berupa celana kulot putih, baju atasan hanya dikenakan oleh penari perempuan menggunakan singlet, sedangkan penari putra tidak menggunakan baju atau telanjang dada. Properti yang digunakan berupa trashbag, bibir palsu dan sampah plastik sebagai pendukung. Pertunjukan karya dipentaskan dipanggung proscenium yang didukung dengan penataan cahaya pada titik-titik tertentu agar dapat membangun suasana. Iringan tari pada karya ini dihadirkan diatas panggung dengan instrumen musik modern dan tradisional. Vokal banyak digunakan dalam iringan musik karya ini karena, disesuaikan dengan konsep ghibah sehingga dapat menyampaikan pesan kepada penonton.

Karya tari Ngrêsêk ini mengusung tema ghibah yang merupakan perilaku negatif dengan membicarakan keburukan orang lain yang sesungguhnya pembicaraan tersebut tidak penting dan tidak berguna. Koreografer kemudian menarik benang merah antara ghibah dengan sampah, sampai menemukan korelasi berupa perilaku ghibah dianggap sebagai perilaku yang nyampah dan menjadi isi dari karya ini. Bentuk dance theatre dapat mempermudah koreografer dalam menyampaikan pesan dari karya dengan adanya simbol-silmbol yang ditampilkan melalui action dan dramatisasi yang muncul pada ekspresi, vokal, serta interaksi baik penari satu dengan penari lain, penari dengan pemusik dan penari dengan penonton.

Keywords: Ngrêsêk, Backbiting, Dance Theatre

Dance works Ngrêsêk is a work inspired by the social phenomenon of backbiting, namely talking about the disgrace or ugliness of other people that is not useful and will only have a negative impact on the person who is backbiting, the listener, and the person being talked about or gifted. This behavior is then analogous to trash, namely backbiting as trashy behavior, because what is said and spread is in the form of useless other people's ugliness. Based on this, the choreographer is interested in turning it into a corrective dance work. In Ngrêsêk's dance work, there are two focuses of the work, namely the focus on the content on uncovering the meaning of backbiting as trashy behavior, and the focus on the form presented in the form of dance theater.

            Dance creation Ngrêsêk This is inseparable from previous works that are relevant as references, namely the dance theatrical work Suara Padi by Heri Lentho produced by the Surabaya Dance Collective in 2006 and the dance work Paradox choreographed by Agus Setiawan in his final assignment at the State University of Surabaya in 2019. Several theories are used as a reference in the process of creating this dance work, namely the theory of choreography by Sal Murgiyanto and Y. Sumandiyo Hadi, theory of construction method I Jacqueline Smith, theory of gesture Alo Liliweri, and theory of dance theater by Pina Bausch.

The approach to the creation of the Ngrêsêk dance works uses construction method I by Jacqueline Smith through several stages, namely determining the initial stimulus, type of dance, mode of presentation, motive, improvisation, evaluation, selection and refinement, and motive. The concept of work that carries the theme of backbiting with the title Ngrêsêk is structured into six dynamics consisting of, introduction, scene one, scene two, scene three, scene four, and ending. This dance work uses a dramatic type with the form of dance theater performances, as well as symbolic and representative modes of presentation. Supporting elements that support the performance of this dance work include make-up and clothing, staging, lighting, dance accompaniment, and props.

The description of the Ngrêsêk dance work is divided into a description of content and form. The description of the contents is expressed through several symbols, both through motion, accompaniment, property, and other supporting elements as a medium to convey messages. While the first description of the form in this work is the scenario, which consists of rising moods and emotions that vary in each scene. The technique and style applied are the result of spontaneous exploration of movement which is usually done when the backbiting is being developed. The make-up used in this work is natural make-up to emphasize the shape of the face only. The clothes worn by male and female dancers are in the form of white culottes, tops are only worn by female dancers using singlets, while male dancers do not use clothes or are bare-chested. The properties used are trashbag, lips and plastic waste as supports. Performances of works are staged on the proscenium stage supported by lighting arrangements at certain points in order to build an atmosphere. The dance accompaniment in this work is presented on stage with modern and traditional musical instruments. Vocals are widely used in the musical accompaniment of this work because it is adapted to the concept of backbiting so that it can convey a message to the audience.

This Ngrêsêk dance work carries the theme of backbiting, which is a negative behavior by talking about the bad things of other people, which in fact the conversation is not important and useless. The choreographer then draws a common thread between backbiting and trash, until he finds a correlation in the form of backbiting behavior which is considered trash behavior and becomes the content of this work. The form of dance theater can make it easier for the choreographer to convey the message of the work with symbols displayed through action and dramatization that appear in expressions, vocals, as well as interactions between dancers with each other, dancers with musicians and dancers with the audience.