Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu kegiatan yang ditujukan untuk masyarakat yang tidak berdaya atau belum berdaya dengan tujuan untuk mengembangkan masyarakat di desa. Desa Seketi memiliki icon yang bernama Kampung Bambu dan memiliki Badan Usaha Milik Desa (BumDesa) Seketi Sejahtera yang mengelola hasil produk anyaman bambu untuk dibentuk dalam berbagai macam model dan dikelola oleh masyarakat Desa Seketi. Salah satu kegiatan pemberdayaan masyarakat terdapat pada pengembangan BumDes Seketi Sejahtera pada unit Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan Anyaman Bambu Desa Seketi Kecamatan Balongbendo Kabupaten Sidoarjo.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi. Fokus penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Teori Aras mezzo dengan pendekatan Sasaran, Teknik, Tujuan. Teknik analisis data yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan atau verifikasi data.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) pada produksi anyaman bambu dilihat dari pendekatan sasaran untuk mengembangkan kegiatan produksi anyaman bambu harus ditentukan seperti pelaku dalam mengembangkan UMKM binaan anyaman bambu tersebut. Sedangkan dilihat dari pendekatan teknik maka untuk mengembangkan produksi anyaman bambu terdiri dari pelatihan dan pendidikan yang bertujuan untuk memberikan contoh kepada masyarakat desa seketi untuk lebih giat dalam mengembangkan anyaman bambu. Selanjutnya dilihat dari pendekatan tujuan yaitu mengembangkan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) dengan tujuan untuk memberdayakan masyarakat desa seketi khususnya para pengrajin anyaman bambu agar lebih giat dalam bekerja, mengembangkan BumDes Seketi Sejahtera agar menjadi desa mandiridan menuju desa melangkah. Jadi dapat disimpulkan bahwa terkait dari hasil penelitian maka kendalanya adalah kurangnya partisipasi masyarakat untuk pengembangan UMKM, kurangnya kegiatan pelatihan untuk anggota UMKM binaan anyaman bambu, modal yang digunakan oleh pengrajin anyaman bambu bukan bantuan dari pemerintah kabupaten sidoarjo, tidak ada jadwal khusus untuk kegiatan pelatihan dan pembinaan.
Kata Kunci: Pemberdayaan, Masyarakat, UMKM.
Community empowerment is an activity focused at underprivileged communities with the aim to develop the communities in the village. Seketi Village has an icon called Kampung Bambu and also Badan Usaha Milik Desa (BumDesa) Seketi Sejahtera, which manages the results of woven bamboo products to be formed in various models and managed by the Seketi Village community. One of the community empowerment activities is the development of the BumDes Seketi Sejahtera in the Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) Binaan Anyaman Bambu, Seketi Village, Balongbendo District, Sidoarjo Regency.
This study uses a descriptive research method with a qualitative approach. Data collection techniques in this study through interviews, observation, and documentation. The focus of the research used in this study is the Aras Mezzo theory with the Goals, Techniques, Objectives approach. Data analysis techniques are data collection, data reduction, data presentation, conclusion drawing or data verification.
The results showed that the development of Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) in the production of bamboo matting, based from the target approach, in order to develop bamboo matting production activities must be determined as the actors in developing the UMKM guided by the woven bamboo. Whereas from the technical approach, the development of bamboo woven production consists of training and education which aims to provide an example to the Seketi villagers to be more active in developing woven bamboo. Furthermore, from the objective approach, the development of Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) is aimed to empower Seketi villagers, particularly bamboo woven craftsmen to be more active in working and develop BumDes Seketi Sejahtera to become an independent village and heading towards the village. According to the results of the study, it can be concluded that the constraints are the lack of community participation in UMKM development, lack of training for UMKM members guided by bamboo matting, network capital used by bamboo woven craftsmen is not assistance from the Sidoarjo regency government and there is no specific schedule for training and coaching.
Keywords: Community, Empowerment, Usaha