PERBEDAAN PERFORMANSI KALIMAT BAHASA INDONESIA PADA ANAK PRASEKOLAH BERDASARKAN USIA, JENIS KELAMIN, DAN BAHASA IBU
DIFFERENCES IN THE PERFORMANCE OF INDONESIAN SENTENCES IN PRESCHOOLERS BY AGE, GENDER, AND MOTHER TONGUE
Penelitian ini dilakukan untuk mengaji perbedaan performansi kalimat bahasa Indonesia pada anak prasekolah berdasarkan usia (lima dan enam tahun), jenis kelamin, dan bahasa ibu (bahasa Indonesia dan Jawa). Penelitian ini berjenis deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan yaitu anak prasekolah usia lima—enam tahun baik laki-laki maupun perempuan yang berbahasa ibu bahasa Indonesia/Jawa sedangkan data yang digunakan yaitu kalimat-kalimat yang diperformansikan oleh anak prasekolah. Untuk mendapatkan data tersebut, digunakan teknik pengumpulan data yaitu simak. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara deskriptif.
Berdasarkan analisis yang dilakukan didapatkan simpulan bahwa usia, jenis kelamin, dan bahasa ibu memengaruhi performansi kalimat anak. Perbedaan kalimat anak berdasarkan usia (lima dan enam tahun) terletak pada kuantitas, jenis, dan variasi kalimat yang digunakan. Anak yang berusia enam tahun sudah mampu menyampaikan kalimat yang lebih rumit dengan penggunaan berbagai jenis frasa, keterangan, bahkan kalimat majemuk yang lebih banyak dibandingkan anak lima tahun. Selain itu, kalimat imperatif yang ditujukan untuk menyuruh, mengajak, dan melarang telah baik disampaikan anak prasekolah. Namun kalimat imperatif larangan belum disampaikan anak yang berusia lima tahun. Begitu juga dengan kalimat interogatif. Kalimat interogatif ditemukan dua jenis yaitu biasa dan konfirmasi. Namun kalimat interogatif konfirmasi hanya satu kali disampaikan anak usia lima tahun berbeda dengan anak usia enam tahun yang menyampaikan beberapa variasi kalimat.
Performansi kalimat anak yang berjenis kelamin perempuan dan laki-laki terdapat perbedaan. Untuk beberapa tujuan, kalimat anak perempuan lebih benar dan lengkap, tetapi anak laki-laki lebih banyak menggunakan kalimat yang rumit dengan penggunaan beragam frasa, pola, dan jumlah klausa. Untuk kalimat imperatif dengan tujuan meminta/menyuruh dan melarang, anak laki-laki lebih banyak menyatakannya dengan singkat daripada anak perempuan. Selanjutnya, ditemukan kalimat interogatif biasa dan konfirmasi. Di antara keduanya, kalimat interogatif biasa tidak ditemukan perbedaan tetapi variasi kalimat interogatif konfirmasi lebih banyak digunakan anak perempuan.
Ditemukan perbedaan pada beberapa jenis kalimat anak yang berbahasa ibu bahasa Indonesia dan bahasa Jawa. Untuk tujuan memberitahukan suatu hal, anak yang berbahasa ibu bahasa Indonesia menyampaikan kalimat yang lebih sempurna dengan penggunaan struktur yang bermacam-macam, baik dalam kalimat tunggal maupun majemuk. Anak yang berbahasa ibu bahasa Jawa lebih banyak menyampaikan kalimat yang tidak lengkap dan terpengaruh bahasa ibunya. Pada beberapa jenis kalimat imperatif, keduanya telah menyampaikannya dengan baik tetapi anak yang berbahasa ibu bahasa Jawa tidak menyampaikan kalimat imperatif larangan. Untuk kalimat interogatif, ditemukan dua jenis yaitu biasa dan konfirmasi. Kalimat interogatif biasa hanya disampaikan satu kali oleh anak berbahasa ibu bahasa Jawa. Bahkan kalimat interogatif konfirmasi belum diperformansikan anak prasekolah yang berbahasa ibu bahasa Jawa berbeda dengan anak yang berbahasa ibu bahasa Indonesia yang menyampaikannya dengan beberapa variasi. Berdasarkan hasil penelitian yang didapat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi untuk penelitian lain terkait kasus performansi bahasa. Selain itu, penelitian ini ditujukan kepada orang tua dan guru agar mengetahui kecenderungan kalimat yang digunakan anak sehingga dapat lebih memotivasi anak untuk menyampaikan bahasanya dengan benar.
This research was conducted to observe differences in the performance of Indonesian sentences in preschool children based on age (five and six years), gender, and mother tongue (Indonesian and Javanese). This research is a qualitative descriptive type. The data source used in this study is preschool children aged five to six years, both boys and girls who speak Indonesian / Javanese mother tongue while the data used are sentences performed by children. To get the data, data collection techniques are used, namely listen. The collected data will then be analyzed descriptively.
Based on the analysis, it can be concluded that age, gender, and mother tongue can influence the performance of children's sentences. The difference in sentences of children based on age (five and six years) lies in the quantity, type, and variation of the sentences used. Children who are six years old are able to convey more complex sentences by using various types of phrases, even more complex sentences than five-year-old children. Even the imperative sentences (prohibition) has not been delivered and the question sentence, especially confirmation only delivered once by a five-year-old child.
The sentence performance of female and male genders is different. For some purposes, girls' sentences are more correct, complete, and complicated with the use of various phrases, patterns, and number of clauses than boys. For command sentences with the aim of asking / forcing and forbidding, boys express more short command sentences than girls. Next, found the usual question and confirmation sentences. Between the two, the usual question sentence found no difference but the confirmation question sentence was performed more by girls.
The difference is found in several types of sentences of children who speak Indonesian and Javanese. For the purpose of telling a thing, children who speak Indonesian mother tongue convey more perfect sentences by using various structures, both in single or compound sentences. Children who speak Javanese more often speak incomplete sentences and are influenced by their mother tongue. Furthermore, in imperative sentences (prohibition), children who speak Indonesian language more often use a variety of sentence patterns but use less greeting as Javanese language-speaking children. The imperative sentence prohibition has not been performed by children who speak Javanese mother tongue. Furthermore, for the question sentence, found two types, namely ordinary and confirmation. The usual question sentence is only delivered once by a Javanese mother-speaking child. Even the confirmation question sentence has not been used by preschoolers who speak Javanese mother tongue. Based on the research results obtained, this study is expected to be a reference for other studies that have similarities, especially in the case of language performance. In addition, this research is aimed at parents and teachers in order to find out the tendency of sentences used by children so that they can better motivate children to convey their language correctly.