PECUT SEBAGAI PEMANDU PEMBELAJARAN RAGAM GERAK DASAR JARANAN SENTHEREWE BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG
WHIP AS A LEARNING GUIDE FOR VARIETY OF BASIC MOVEMENTS OF JARANAN SENTHEREWE FOR DEAF CHILDREN AT SPECIAL NEEDS SCHOOL STATE CAMPURDARAT TULUNGAGUNG
ABSTRAK PECUT SEBAGAI PEMANDU PEMBELAJARAN RAGAM GERAK DASAR JARANAN SENTHEREWE BAGI ANAK TUNARUNGU DI SLB NEGERI CAMPURDARAT TULUNGAGUNG
Nama
:
Niarahma Diana
NIM
19020134032
Jurusan
Seni Drama, Tari dan Musik
Faklutas
Bahasa dan Seni
Nama Lembaga
Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing
Dr.Sn. Retnayu Prasetyanti Sekti, M.Si.
Tahun
2023
SLB Negeri Campurdarat Tulungagung merupakan salah satu sekolah luar biasa yang memiliki siswa tunarungu berkompeten dalam hal menari. Pada saat melakukan pembelajaran tari, anak tunarungu memiliki keistimewaan yaitu dapat melakukan pergantian gerakan tanpa diberikan sebuah abaaba apabila terdapat sebuah properti yang mana salah satu materi yang menggunakan sebuah properti serta dapat dijadikan sebagai pemandu anak tunarungu adalah Jaranan Sentherewe.
Penelitian ini bertujuan untuk menjawab persoalan pada rumusan masalah antara lain: 1) bagaimana ragam gerak dasar Jaranan Sentherewe dipilih sebagai materi pembelajaran bagi anak tunarungu di SLB Negeri Campurdarat Tulungagung, 2) bagaimana peranan pecut pada pembelajaran ragam gerak dasar Jaranan Sentherew sebagai pemandu anak tunarungu di SLB Negeri Campurdarat Tulungagung. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori pembelajaran behavioristik yaitu terdapat stimulus dan respon. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan obyek material gerak dasar Jaranan Sentherewe pada anak tunarungu. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, dokumentasi, wawancara, validitas data yang menggunakan triangulasi sumber, teknik, dan waktu.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukkan bahwa pemilihan materi ragam gerak dasar Jaranan Sentherewe karena adanya properti tari yaitu pecut yang memiliki kebermanfaatan bagi anak tunarungu dalam pembelajaran non akademik khususnya menari. Pada pembelajarannya, SLB Negeri Campurdarat Tulungagung juga menunjang pembelajaran tersebut dengan menggunakan beberapa metode antara lain metode pendampingan, metode demonstrasi dan metode imitasi. Pembelajaran ragam gerak dasar Jaranan Sentherewe dengan menggunakan pecut sebagai pemandu juga meningkatkan keberhasilan yang dicapai oleh anak tunarungu di SLB Negeri Campurdarat Tulungagung.
Kata Kunci: Pembelajaran Anak Tunarungu, Jaranan Sentherewe.
ABSTRACT
Name
Student Master Number
Major
Drama, Dance and Music
Faculty
Languages and Arts
Name of Institution
State University of Surabaya
Advisor
Year
Campurdarat Tulungagung State SLB is one of the special schools which has deaf students who are competent in dancing. While doing dance lessons, the deaf child has the privilege of being able to change movements without being given a signal if there is a a property where one of the materials that uses a property and can be used as a guide for deaf children is Jaranan Sentherewe.
The purpose of this research is to answer the questions in the formulation of the problem, including: 1) How is the range of basic movements of Jaranan Sentherewe selected as learning material for deaf children at Campurdarat Tulungagung State SLB, 2) What is the role of the whip in learning the basic range of movements of Jaranan Sentherewe as a guide for deaf children at Campurdarat Tulungagung State SLB. The theory used in this study is behavioristic learning theory in which there is a stimulus and response between the teacher and students. This study used a qualitative method with the object of research on the basic movements of Jaranan Sentherewe in deaf children. This research was carried out by means of observation, documentation, interviews, data validity using source, technique and time triangulation.
The results of the research and discussion show that the selection of material for the basic range of movements for Jaranan Sentherewe is based on the presence of a dance property, namely the whip which has benefits for deaf children in non-academic learning, especially dancing. In its learning, the Campurdarat Tulungagung State SLB also supports this learning by using several methods including mentoring methods, demonstration methods and imitation methods. In addition, learning the basic range of motion of Jaranan Sentherewe by using a whip as a guide also increases the success achieved by deaf children at the Campurdarat Tulungagung State SLB.
Keywords: Deaf Children's Learning, Jaranan Sentherewe.