KORELASI ANTARA EFEKTIVITAS WISATA HERITAGE DENGAN CITY BRANDING KOTA MALANG
CORRELATION BETWEEN HERITAGE TOUR EFFECTIVITY AND CITY BRANDING OF MALANG CITY
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dengan adanya efektivitas dari program wisata heritage dapat meningkatkan city branding dari Kota Malang. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survei. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner online lewat platform Google Form. Populasi dari penelitian ini ialah pengunjung Kawasan Wisata Kajoetangan Heritage dengan jumlah sampel sebanyak 236 orang. Adanya penelitian ini menunjukkan beberapa fenomena, baik yang bersifat positif maupun negatif. Lewat penelitian ini, diketahui bahwa Kawasan Wisata Kajoetangan Heritage merupakan program yang efektif. Adanya kawasan wisata ini juga terbukti mampu meningkatkan city branding Kota Malang. Walaupun pengaruh yang diberikan masih berada di angka 39,4% yang artinya sifat dari pengaruh yang ditimbulkan masih tergolong lemah. Di samping itu, terdapat beberapa poin negatif yang masih perlu dibenahi oleh Pemerintah Kota Malang selaku penyelenggara Kawasan Wisata Kajoetangan Heritage. Diantaranya, terdapat kemiripan antara ikon-ikon baru yang ada di Kota Malang dengan ikon-ikon yang telah popular di Kota lain. Hal ini menyebabkan adanya penilaian dari masyarakat yang menganggap bahwa Kota Malang kurang kreatif.
This study aims to find out if the effectiveness of the heritage tourism program can improve the city branding of Malang City. This study is a quantitative study using survey methods. The data collection techniques for this study were carried out by deploying online quizzes through the Google Form platform. The population of this study is visitors to the Kajoetangan Heritage Tourist Area with 236 samples. The existence of this study suggests several phenomena, both positive and negative. Through this study, it is known that the Kajoetangan Heritage Tourist Area is an effective program. The existence of this tourist area is also proven to be able to improve the city branding of Malang City. Although the influence is still at 39.4% which means that the nature of the influence is still weak. In addition, there are some negative points that still need to be corrected by the Malang City Government as the organizer of the Kajoetangan Heritage Tourist Area. Among them, there is a similarity between the new icons in Malang and the icons that have become popular in other cities. This led to the public's assessment that Malang City was less creative