Solidaritas Paguyuban Pedagang Kaki Lima Kabupaten Ponorogo Dalam Mengatasi Krisis Ekonomi Pada Masa Pandemi
Solidarity of the Ponorogo Regency Street Vendors Association in Overcoming the Economic Crisis During the Pandemic
AbstrakKonflik dan permasalahan yang dihadapi oleh pedagang kaki lima sangatlah kompleks. Pada saatkondisi pandemic covid-19 membuat sejumlah pedagang kaki lima mengalami keterpurukan dari segiekonomi. Pemerintah yang menerapkan beberapa kebijakan bertujuan untuk menekan angka covid-19yang berdampak pada kehidupan berdagang pedagang kaki lima. Dampak lain yang terjadi yaitupenertiban oleh petugas Satpol PP akibat pemberlakuan jam malam untuk berjualan. Hal itu membuatsebagian pedagang kaki lima mengalami krisis ekonomi karena sepi pembeli. Kondisi tersebut membuatsolidaritas antar sesama pedagang semakin erat karena terdapat kesamaan kepentingan untuk tetapmempertahankan dagangannya. Sehingga terbentuknya paguyuban pedagang kaki lima mampumemberikan wadah bagi pedagang apabila mendapati permasalahan baik secara internal maupuneksternal dan tetap menjaga solidaritas pada masa pandemi. Penelitian ini merupakan penelitiankualitatif dengan menggunakan pendekatan penelitian Grounded Theory Strauss dan Corbin. Penelitianini berlokasi di Kabupaten Ponorogo. Subjek penelitian yakni pengurus inti paguyuban PERPEK-5 danpedagang kaki lima angkringan serta penjual jajanan yang berjualan hingga larut malam. Penelitian inimenggunakan dua teknik pengambilan data yakni secara primer dan sekunder. Data kemudian dianalisismenggunakan tiga fase pengkodean yaitu coding terbuka, coding axial, dan coding selektif. Teori yangdigunakan dalam penelitian ini yakni Teori Solidaritas Emile Durkheim. Hasil penelitian menunjukanbahwa paguyuban pedagang kaki lima atau PERPEK-5 memiliki tipe solidaritas mekanik dan jugaterdapat tipe solidaritas organik. Kedua bentuk solidaritas tersebut mampu menjadi pondasi bagipedagang kaki lima untuk meningkatkan rasa kekeluargaan dan kekompakan dalam Paguyuban padamasa pandemi.Kata Kunci : Solidaritas, Paguyuban, Pedagang Kaki Lima
AbstractThe conflicts and problems faced by street vendors are complex. During the Covid-19 pandemic, a number ofstreet vendors experienced a slump in terms of the economy. The government has implemented several policies aimed atreducing the covid-19 numbers which have an impact on the trading life of street vendors. Another impact that occurredwas the regulation by Satpol PP officers due to the imposition of a curfew for selling. This has caused some street vendorsto experience an economic crisis because there are few buyers. This condition makes solidarity between fellow traders closerbecause there are similar interests to maintain their trade. So that the formation of a street vendor association is able toprovide a forum for traders if they find problems both internally and externally and still maintain solidarity during thepandemic. This research is a qualitative research using the Grounded Theory research approach of Strauss and Cobin.This research is located in Ponorogo Regency. The subjects of the study were the core management of the PERPEK-5association and angkringan street vendors and snack sellers who sold late into the night. This study used two datacollection techniques, namely primary and secondary. The data was then analyzed using three coding phases, namely opencoding, axial coding, and selective coding. The theory used in this study is Emile Durkheim's Theory of Solidarity. Theresults showed that the PERPEK-5 street vendors association had a mechanical solidarity type and there was also anorganic solidarity type. The two forms of solidarity are able to become a foundation for street vendors to increase the senseof family and cohesion in the Paguyuban.Keywords: Solidarity, Paguyuban, Street Vendors