Diskursus Kemiskinan Perempuan Yatim dalam Stand-Up Comedy (Diskursus Kritis Sara Mills Komika Boah Sartika)
Discourse on Orphan Women's Poverty in Stand-Up Comedy (Critical Discourse by Sara Mills Comic Boah Sartika)
Kemiskinan merupakan problematika sosial yang kompleks yang perlu mendapatkan perhatian dunia. Kelompok yang mendomiasi pada jumlah penduduk miskin di Indonesia adalah anak-anak dan perempuanKemiskinan perempuan merupakan salah satu dampak dari marginalisasi dan kebudyaan dalam masyarakat. Kemiskinan bukan hanya sebagai problematika sosial, namun juga dijadikan sebagai komoditas media massa karena memiliki potensi besar sebagai objek perhatian, salah satunya pada program stand-up comedy. Berdasarkan latar belakang tersebut kemudian muncul rumusan masalah bagaimana diskursus kemiskinan perempuan yatim pada materi stand-up comedy Boah Sartika dalam kontestasi SUCI-7 Kompas TV & SUCA-4 Indosiar ditinjau berdasarkan diskursus kritis Sara Mills. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi diskursus kemiskinan, mendeskripsikan objek kemiskinan, dan menaganalisis bagaimana perempuan diwacanakan. Maka metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif analisis diskursus kritis Sara Mills dengan memanfaatkan teori frame yang dikembangkan oleh Todd Gitlin dan teori ekofeminisme. Metode pengumpulan data yakni etnografi virtual untuk memahami fenomena sosial pada lima episode stand-up comedy boah Sartika.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa stand-up comedy sebagai ruang bagi Boah untuk menyoroti kemiskinan perempuan yatim. Pada masyarakat menengah kebawah, krisis keluarga yang disebabkan oleh hilangnya figure ayah sebagai pencari nafkah memicu penunuran perekonomian secara tajam terhadap perempuan dan anak. Diskursus ini direpresentasikan Boah pada beberapa penggolongan, diantaranya ketimpangan sosial, pengenalan masyarakat miskin, kepasrahan serta ketidakberdayaan perempuan. Masalah tersebut kemudian dibingkai secara relatable dengan kehidupan sehari-hari masyarakat miskin agar mudah dipahami dan mengarahkan perhatian penonton terhadap permasalahan perempuan.
Kata Kunci : Perempuan, Yatim, Diskursus, Kemiskinan, Komedi
Poverty is a complex social problem that needs world attention. The groups that dominate the number of poor people in Indonesia are children and women. Women's poverty is one of the impacts of marginalization and culture in society. Poverty is not only a social problem, but is also used as a mass media commodity because it has great potential as an object of attention, one of which is in the stand-up comedy program. Based on this background, the formulation of the problem then emerged how the discourse of poverty of orphaned women in Boah Sartika's stand-up comedy material in the SUCI-7 Kompas TV & SUCA-4 Indosiar contests is reviewed based on Sara Mills' critical discourse. This study aims to identify the discourse of poverty, describe the object of poverty, and analyze how women are discoursed. So the method used in this study is the qualitative method of Sara Mills' critical discourse analysis by utilizing the frame theory developed by Todd Gitlin and ecofeminism theory. The data collection method is virtual ethnography to understand social phenomena in five episodes of Boah Sartika's stand-up comedy.
The results of the study show that stand-up comedy is a space for Boah to highlight the poverty of orphaned women. In lower-middle class society, the family crisis caused by the loss of a father figure as a breadwinner triggers a sharp economic decline for women and children. This discourse is represented by Boah in several classifications, including social inequality, recognition of the poor, resignation and helplessness of women. The problem is then framed in a relatable way with the daily lives of the poor so that it is easy to understand and directs the audience's attention to women's problems.
Keywords: Women, Orphans, Discourse, Poverty, Comedy