PENGARUH RASIO MOLAR TERHADAP KUALITAS BIODIESEL DARI BIJI KARET (HEVEA BRASILIENSIS) METODE NON-KATALIS ALIRAN SEMI KONTINU

THE EFFECT OF MOLAR RATIO ON THE QUALITY OF BIODIESEL FROM SEMI-CONTINUOUS FLOW RUBBER SEED (HEVEA BRASILIENSIS) METHOD

Indonesia merupakan salah satu negara dengan tingkat polusi udara tertinggi di dunia, yang penyumbang polusi utamanya adalah kendaraan bermotor. Banyaknya jumlah kendaraan bermotor selain menyebabkan polusi juga meningkatnya konsumsi bahan bakar, sedangkan cadangan minyak mengalami penurunan setiap tahun. Sehingga diperlukan adanya bahan bakar alternatif sebagai pengganti bahan bakar fosil, contohnya adalah biodiesel dari biji karet. Biodiesel dari biji karet mulai banyak dikembangkan di dunia salah satunya di Indonesia sendiri, metode yang dipakai untuk menghasilkan biodiesel dari biji karet bisa menggunakan metode katalis maupun non-katalis. Keuntungan metode non-katalis adalah prosesnya lebih ringkas, juga bisa memangkas biaya produksi. Pada penelitian ini akan digunakan metode non-katalis, yaitu dengan langsung melakukan pemrosesan biji karet menjadi biodiesel tanpa melalui proses degumming dan pencucian. Variasi yang digunakan adalah rasio molar 170,180,190,200 dengan mempertahankan temperatur BCR (Bubble Coulumn Reaktor) 290ºC. Variasi rasio molar 170 dengan ME = 54ml : GL = 32 ml menjadi rasio molar paling optimal karena menghasilkan metil ester terbanyak dan gliserol terendah. Kualitas biodiesel yang dihasilkan menunjukkan parameter residu karbon sebanyak 0,03% sudah memenuhi standar dari Dirjen EBTKE, sedangkan untuk parameter viskositas, angka setana, dan titik nyala masih belum memenuhi standar. Yield terbanyak dihasilkan oleh rasio molar 170 dengan jumlah yield 24,4%.

Kata kunci : Biji Karet, Non-Katalis, Rasio Molar

Indonesia is one of the countries with the highest levels of air pollution in the world, the main pollutant of which is motorized vehicles. The large number of motorized vehicles besides causing pollution also increases fuel consumption, while oil reserves decrease every year. So it is necessary to have alternative fuels as a substitute for fossil fuels, for example biodiesel from rubber seeds. Biodiesel from rubber seeds has begun to be widely developed in the world, one of which is in Indonesia itself, the method used to produce biodiesel from rubber seeds can use catalyst or non-catalyst methods. The advantage of the non-catalyst method is that the process is more concise, it can also cut production costs. In this study a non-catalyst method will be used, namely by directly processing rubber seeds into biodiesel without going through the degumming and washing processes. The variation used is the molar ratio of 170,180,190,200 while maintaining the BCR (Bubble Coulum Reactor) temperature of 290ºC. Variation of the molar ratio of 170 with ME = 54ml : GL = 32 ml is the most optimal molar ratio because it produces the most methyl esters and the lowest glycerol. The quality of the biodiesel produced shows that the parameter of carbon residue of 0.03% has met the standards of the Director General of EBTKE, while the parameters of viscosity, cetane number and flash point still do not meet the standards. The highest yield is produced by a molar ratio of 170 with a total yield of 24.4%.

Keywords: Rubber Seed, Non-Catalyst, Molar Ratio