Anak tunanetra mengalami kesulitan pada operasi hitung karena anak tunanetra masih memasuki tahap praoperasional atau dalam artian belum mampu menerapkan teori perhitungan secara konkrit, seperti mengetahui fungsi simbol penjumlahan (+), pengurangan (-), dan sama dengan (=).
Berdasarkan hal tersebut penting untuk dilakukan tentang kemampuan berhitung penjumlahan dan pengurangan dengan menggunakan model pembelajaran langsung. Dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis pre-eksperimen. Desain penelitian one group pre test – post test design untuk memperoleh data sebelum dan sesudah diberikan perlakuan. Hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pre-test sebesar 40,96 dan hasil post-test sebesar 80,55, sehingga diperoleh Zh=2,20 lebih besar dibanding nilai krisis 5% Zt=1,96 yang diartikan bahwa ada pengaruh model pembelajaran langsung terhadap kemampuan berhitung pada siswa tunanetra di SDLB-A YPAB Tegalsari, Surabaya.
Blind children have difficulty in arithmetic operations because of blind children are still entering the pre-operational stage or in the sense of not been able to apply theory in a concrete calculation, such as knowing the function of summation symbol (+), subtraction (-), and equal (=).
Based on this it is important to do about the numeracy skills of addition and subtraction by using direct learning model. By using a quantitative approach to the type of pre-experiment. The study design one group pre test - post test design to obtain data before and after treatment. The results obtained from the pre-test of 40.96 and post-test results amounted to 80.55, in order to obtain Zh = 2.20 is greater than 5% Zt crisis value = 1.96, which means that there is a direct influence learning model to numeracy in students with visual impairments in SDLB-A YPAB Tegalsari, Surabaya.