PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH PADA PEMBUATAN ASPAL PORUS

EFFECT THE USE BOTTOM ASH IN THE MANUFACTURE OF ASPHALT PORUS

Abstrak

Aspal porus merupakan aspal berpori dengan campuran agregat kasar yang lebih dominan untuk meningkatkan gaya gesek dan mencegah terjadinya genangan air di lapisan permukaan jalan (Kamba, 2014). Pada peneilitian ini menggunakan bottom ash sebagai agregat tambahan. Limbah yang dihasilkan dari proses pembakaran batu bara pada pembangkit tenaga listrik disebut dengan bottom ash, ukurannya lebih besar dari fly ash. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pengaruh penambahan bottom ash sebagai bahan subtitusi agregat pada pembuatan aspal porus.  Kadar Aspal Optimum (KAO) yang dihasilkan pada penelitian ini sebesar 6,2%. Karakteristik marshall yang dihasilkan aspal porus dengan penambahan bottom ash mempunyai nilai stabilitas 874,2 kg, kelelehan atau flow 3,3 mm, VIM 16,43%, VMA 21,45%, Marshall Quotient 288,7 kg/mm semua nilai karakteristik marshall memenuni persayaratan AAPA 2004 dan spesifikasi Bina Marga 2010, kecuali pada VIM. Untuk penelitian selanjutnya perlu dilakukan kajian persentase subtitusi bottom ash, dengan harapan nilai VIM yang dihasilkan memenuhi persyaratan, dan bisa diaplikasikan pada ruas jalan di Indonesia, sehingga dapat mengurangi limbah bottom ash.

Kata Kunci : Aspal Porus, Bottom Ash, Kadar Aspal Optimum (KAO)

Abstract

Porous asphalt is a porous asphalt with a mixture of coarse aggregate which is more dominant to increase the friction force and prevent the occurrence of standing water in the road surface layer (Kamba, 2014). In this study using bottom ash as an additional aggregate. Waste generated from coal combustion processes in power plants is called bottom ash, the particle size is greater that fly ash. This research was conducted to determine the effect of adding bottom ash to the manufacture of asphalt porous. Optimum Asphalt Content (KAO) producted in this study were 6,2%. Marshall characteristics produced by asphalt porus with the addition of bottom ash have a stability value of 874,2 kg, a melt or flow of 3,3 mm, VIM 16,43%, VMA 21,45%, Marshall Quontient 288,7 kg/mm, all characteristic values of Marshall fulfill the 2004 AAPA requirements and the specifications Bina Marga 2010, except for VIM. For further research, it is necessary to study the percentage of bottom ash substitution, with the hope that the generated VIM value meets the requirements, and can be applied to roads in Indonesia, so as reduce bottom ash.

Keywords:Porous Asphalt, Bottom Ash, Optimum Asphalt Content (KAO)