Setiap guru BK/konselor memiliki tingkat pemahaman multibudaya yang berbeda-beda dalam menemui siswa yang berbeda budaya. Hal ini nanti juga berpengaruh dengan bagaimana guru BK/konselor dalam melakukan proses konseling khususnya proses konseling individual yang dimana nantinya disana hanya ada konselor dan konseli saja. Konselor yang memiliki kompetensi yang baik dalam melakukan konseling multikultural adalah konselor yang memiliki beberapa kompetensi antara lain kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemahaman multibudaya dengan keterampilan konselor dalam layanan konseling individual.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Populasinya adalah guru BK atau konselor sekolah SMA Negeri di Surabaya serta siswa yang pernah melakukan konseling. Sampel dalam penelitian ini berjumalah 30 orang guru BK/konselor sekolah di beberapa SMA Negeri di Surabaya, yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan adalah skala pemahaman multibudaya dan keterampilan konselor dalam layanan konseling individual. Uji hipotesis data menggunakan product moment . Hasil analisis korelasi pemahaman multibudaya dengan keterampilan konselor dalam layanan konseling individual menunjukkan koefisien korelasi r = 0,450. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pemahaman multibudaya dengan keterampilan konselor dalam layanan konseling individual.
Each counselor has a different level of multicultural understanding in meeting students of different cultures. This will also affect how counselors do the counseling process especially the individual counseling process where later there will only be counselors and counselees only. Counselors who have good competence in multicultural counseling are counselors who have several competencies, including awareness, knowledge, and skills. This purpose determine the correlation between multicultural understanding and counselor skills in individual counseling services.
This research uses quantitative methods. The population is state high school counselors in Surabaya and students who have had counseling. Samples in this study were 30 school counselors in several state high schools in Surabaya, taken randomly. The instrument used was a scale of multicultural understanding and counselor skills in individual counseling services. Data analysis techniques using product moment. The results of a multicultural understanding of correlation analysis with counselor skills in individual counseling services show a correlation coefficient r=450. Thus it can be concluded that there is a correlation between the level of multicultural understanding and counselor skills in individual counseling services.