Kepemilikan anak banyak pada keluarga LDII mengharuskan mereka bekerja lebih keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Terutama kebutuhan pendidikan anak. Pemerintah telah menyiapkan beberapa program pendidikan untuk meringankan biaya yang ditanggung orangtua. Orangtua juga tetap harus memenuhi kebutuhan penunjang sekolah anak. Rumusan masalah pada penelitian ini yaitu bagaimana daya juang orangtua dalam pemenuhan pendidikan anak pada keluarga LDII?. Tujuan pada penelitian ini yaitu: 1). Mengidentifikasi latarbelakang kondisi sosial-ekonomi keluarga LDII; 2). Mengidentifikasi pengambilan keputusan terkait pemenuhan pendidikan bagi anak pada keluarga LDII; 3). Mengidentifikasi daya juang orangtua dalam pemenuhan pendidikan anak. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan pendekatan verstahen. Menggunakan perspektif teori tindakan sosial Max Weber. Lokasi penelitian berada di dusun Cabean desa Sugihwaras kecamatan Ngluyu kabupaten Nganjuk.
Hasil penelitian didapatkan bahwa bentuk daya juang orangtua ini dengan cara menganekaragamkan pekerjaan, berhutang/meminta bantun, menjual aset rumah tangga, menambah jam kerja, menyimpan hasil panen, emmanfaatkan sumber daya alam, dan menekan tingkat konsumsi. Kesimpulannya yaitu, 1). Empat keluarga LDII pekerjaan utamanya sebagai petani gurem dan buruh tani. Satu subyek hanya bekerja sebagai buruh tani. Selain itu mereka juga memiliki pekerjaan sampingan seperti penjahit dan peternak; 2). Pengambilan keputusan pemenuhan pendidikan anak dilakukan secara musyawarah. Anak diikutsertakan dalam proses pengambilan keputusan. Anak dibebaskan dalam memilih lembaga pendidikan yang ia inginkan namun tetap mendapat arahan dari orangtua; 3). Terdapat dua tipe tindakan dari keempat tipe yang disampaikan oleh Max Weber yaitu rasionalitas instrumental berkaitan dengan tindakan orangtua dalam mengakses pendidikan anak, dan rasionalitas nilai berkaitan dengan tindakan orangtua dalam mengajarkan anak tentang ilmu agama.
Kata Kunci : Tindakan sosial, Orangtua, pendidikan, dan LDII.
The ownership of many children in LDII families requires them to work harder to meet family needs. Especially the educational needs of children. The government has prepared several educational programs to ease the costs borne by parents. Parents also still have to meet the needs of supporting school children. The formulation of the problem in this research is how is the struggle of parents in fulfilling children's education in LDII families ?. The purpose of this study are: 1). Identifying the socio-economic background of the LDII family; 2). Identify decision making related to the fulfillment of education for children in LDII families; 3). Identifying the struggle of parents in the fulfillment of children's education. This research is a qualitative research with Verstahen approach. Using the perspective of Max Weber's social action theory. The research location is in the Cabean sub-village of Sugihwaras village, Ngluyu district, Nganjuk district.
The results showed that this form of parental struggle by diversifying work, borrowing / asking for help, selling household assets, increasing hours of work, storing crops, exploiting natural resources, and reducing the level of consumption. The conclusion is, 1). Four LDII families work mainly as landless farmers and farm laborers. One subject only worked as a farm laborer. In addition they also have side jobs such as tailors and ranchers; 2). Decision making on the fulfillment of children's education is carried out by deliberation. Children are included in the decision making process. Children are freed in choosing the educational institution they want but still receive guidance from parents; 3). There are two types of actions from the four types delivered by Max Weber, namely instrumental rationality related to the actions of parents in accessing children's education, and value rationality related to the actions of parents in teaching children about religious knowledge.
Keywords : Social action, parents, education, LDII.