PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING DALAM PROSES RANCANG BANGUN SISTEM PENDETEKSI DINI KESEHATAN MENTAL EMOSIONAL ANAK USIA 4-17 TAHUN MENGGUNAKAN SISTEM STRENGTH AND DIFFICULTIES QUESTIONNAIRE

APPLICATION OF FORWARD CHAINING METHOD IN THE DESIGN PROCESS DESIGN PROCESS OF EARLY DETECTION SYSTEM HEALTH MENTAL-EMOTIONAL HEALTH OF CHILDREN AGED 4-17 YEARS USING THE STRENGTH AND DIFFICULTIES QUESTIONNAIRE

Anak yang berada di panti asuhan umumnya mempunyai kondisi berbeda dengan anak lainnya. Tidak adanya kasih sayang dan perhatian dari orang tua salah satu perbedaan yang cukup signifikan dan mempengaruhi mental emosional pada anak.  Tujuan penelitian ini adalah membantu masyarakat khususnya orang tua untuk mengetahui kondisi mental emosional anak sejak dini. Penelitian ini menggunakan sistem SDQ dalam mendeteksi kondisi mental emosional anak dan memanfaatkan metode forward chaining dalam menginterpretasi hasil pemeriksaan. Pengambilan data responden dilakukan melalui observasi sebanyak 55 responden meliputi dua kategori yaitu 30 masyarakat umum dan 25 anak panti asuhan yang berasal dari Surabaya, Lumajang, dan Sidoarjo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi mental emosional anak dari ketiga tempat asalnya mengalami kondisi abnormal. Selain itu, dari hasil penelitian juga menunjukkan dari jumlah keseluruhan 25 anak panti asuhan seluruhnya berada pada kondisi abnormal. Berbeda dengan masyarakat umum, dari 30 responden terdapat 1 responden dengan hasil normal.

Children in orphanages generally have different conditions from other children. The absence of love and attention from parents is one of the differences that is quite significant and affects children's mental emotions.  The purpose of this research is to help people, especially parents, to know the mental emotional condition of children early on. This research uses the SDQ system in detecting children's mental emotional conditions and utilizes the forward chaining method in interpreting the examination results. Respondent data collection was carried out through observation of 55 respondents covering two categories, namely 30 general public and 25 orphanage children from Surabaya, Lumajang, and Sidoarjo. The results showed that the mental emotional condition of children from the three places of origin experienced abnormal conditions. In addition, the results also show that out of a total of 25 orphanage children, all of them are in abnormal conditions. In contrast to the general public, out of 30 respondents there was 1 respondent with normal results.